Tak Ada Lagi Durian Nomplok
Edisi: 45/37 / Tanggal : 2009-01-04 / Halaman : 23 / Rubrik : NAS / Penulis : Wahyu Dhyatmika, Akbar Tri Kurniawan, Kukuh Setyo Wibowo
SEMULA Jarot Doso Purwanto, 39 tahun, tak berminat jadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Dia tak yakin berkarier di jalur politik menjanjikan masa depan cemerlang. âApalagi regenerasi di partai-partai masih bermasalah,â katanya. Dia cukup puas menjadi anggota staf ahli Aria Bima dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di lembaga legislatif sambil menyelesaikan studi S-2 di Program Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tapi dia mengangguk juga ketika ditawari formulir calon legislator dari PDI Perjuangan dua bulan lalu. âUntuk investasi politik saja,â kata Jarot, tertawa. Dia kebagian nomor urut tujuh dari delapan calon di daerah pemilihan Jawa Tengah IV, yang meliputi wilayah Kabupaten Sragen. Bertengger di urutan pertama: Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Mangara Siahaan.
Saking tak seriusnya mencalonkan diri, Jarot tak punya jadwal khusus berkunjung ke Sragen meski dia lahir di kota itu. Dia pun hanya rela merogoh kocek Rp 5 juta untuk membeli bendera dan spanduk ala kadarnya. âSaya ogah kampanye. Sudah duit tak punya, peluang menang nyaris tidak ada,â katanya. Pada Pemilihan Umum 2004, PDI Perjuangan hanya meraih tiga kursi di daerah pemilihan itu. Artinya, di atas kertas, Jarot, yang posisinya bertengger satu nomor dari bawah, sudah kalah sebelum perang. âKalaupun saya nanti mendapat suara terbanyak, yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?