Agar Umpan Ponaryo Tak Luput

Edisi: 48/37 / Tanggal : 2009-01-25 / Halaman : 71 / Rubrik : DGT / Penulis : Sapto Pradityo, Ahmad Fikri,


TELINGA penggila sepak bola Indonesia era 1970 hingga awal 1980-an pasti tak asing dengan suara penyiar Sambas Mangundikarta. Saat itu pemilik televisi masih agak langka sehingga kebanyakan menangkap siaran olahraga lewat radio transistor.

Kendati hanya mengandalkan siaran radio RRI, berkat laporan Sambas yang gegap-gempita, gemuruh dan emosi penonton yang meluap di stadion Senayan setiap kali tim PSSI berlaga seolah-olah muncul di depan mata.

”Andi Lala menggiring bola…, berputar-putar di lapangan tengah..., oper kepada Anjas Asmara..., dan tendang langsung ke gawang..., dan aaaaaahhh, sayang sekali, Saudara-saudara. Tembakannya masih melambung di atas mistar gawang.”

Sambas, penyiar RRI dan TVRI itu, sudah berpulang pada 1999. Dan kita tentu saja tak lagi mendengarkan radio kalau tim nasional bertanding. Siaran ANTV, RCTI, atau TVOne sudah lama menggusur era Sambas. Penggila sepak bola pun tak perlu lagi banyak dipandu penyiar untuk menganalisis pertandingan.

Semua penonton sepak bola sah-sah saja membuat analisis masing-masing. Supaya analisis mereka lebih akurat, perlu statistik pertandingan lebih detail dari hanya sekadar skor akhir. Tapi, dalam pertandingan adu sepak, yang bolanya sedemikian cepat berpindah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Membuat Air Berbicara
2010-04-11

Onlimo memantau kualitas air seperti petugas satpam. laporannya dikirimkan lewat pesan pendek.

D
Demi Verboden untuk Fitna
2008-04-20

Pemerintah menutup—mulai pekan lalu—semua situs yang menayangkan film fitna. pengguna internet kehilangan order hingga ratusan…

A
Aneka Solusi Nakal
2008-04-20

Sany asy’ari mendadak menjadi bintang. ponselnya berdering berulang kali. milis-milis internet menghujani dia email. semuanya…