Nasser: Kopral Seperti Jenderal
Edisi: 13/21 / Tanggal : 1991-05-25 / Halaman : 74 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Rohadian, Andy R.
MENANTI keputusan Mahkamah Agung (MA), bagi pencari keadilan, ibarat menunggu sang "Godot". Mereka tak tahu pasti kapan nasibnya akan diputus parahakim agung. Seminggu, dua minggu, sebulan, setahun, atau entah kapan. Disinilah kemudian muncul orang-orang seperti Abdul Nasser.
Di MA, menurut Nasser, tak hanya berkas-berkas permohonan kasasi yang menumpuk, tapi juga putusan-putusan lembaga peradilan tertinggi itu. "Bayangkan. Satu perkara yang sudah diputus bisa dikirim tiga bulan kemudian," kata Nasser. Sarjana hukum lulusan salah satu universitas swasta di Jakarta ini tahu betul bagaimana memanfaatkan kecemasan orang karena lelah menunggu.
Suatu kali, seorang ibu dengan gugup mengacungkan kepadanya uang Rp 25 ribu, minta diambilkan salinan putusan. Akal curangnya keluar. "Bisa saja, Bu. Tapi, mau cepat atau lambat?" tawar Nasser menawarkan.
Ketika harga sudah jadi -- tentunya sudah ratusan ribu rupiah -- ia mengulur lagi. Sambil menjereng-jereng uang yang sudah tergenggam di tangannya, ia berkata, "Lo, ini kan untuk saya saja. Teman-teman saya bagaimana?" Padahal, katanya,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…