Bola Panas Dari Den Haag

Edisi: 52/37 / Tanggal : 2009-02-22 / Halaman : 83 / Rubrik : EB / Penulis : Muchamad Nafi, Wahyu Muryadi,


SALJU tipis luruh menyelimuti Den Haag. Kadang bergantian dengan gerimis, Sabtu siang dua pekan lalu. Dari London, Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende mohon diri ”sejenak” kepada Perdana Menteri Inggris Gordon Brown untuk kembali ke negaranya. Di kediaman resmi Perdana Menteri di Catshuis, Den Haag, Balkenende akan menjamu Wakil Presiden Jusuf Kalla. ”Perdana Menteri minta break empat jam khusus bertemu Wakil Presiden,” kata Duta Besar Indonesia untuk Belanda J.E. Habibie.

Dalam bincang sekitar setengah jam itu, pejabat yang mendampingi Kalla antara lain J.E. Habibie, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Muhammad Lutfi, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Setelah panjang-lebar berbicara ke sana-kemari, Balkenende mengutarakan maksudnya. Indonesia diharapkan menimbang Royal Dutch Shell, perusahaan energi Negeri Kincir Angin itu, menjadi salah satu pengelola ladang gas Blok Natuna D-Alpha.

Mendengar permintaan itu, ­Kalla membuka tangan lebar-lebar. Ketua Partai Golkar tersebut mengatakan peluang Shell sangat terbuka asalkan memenuhi syarat. Menurut Lutfi, syarat itu antara lain komitmen untuk mengerjakannya dengan cepat, memberikan keuntungan lebih banyak bagi Indonesia, dan menciptakan nilai tambah. Caranya dengan membangun pengolahan (refinery) baru atau memindahkan yang ada di Singapura. ”Seumpama itu dilakukan, penawaran Shell dipertimbangkan berbeda dengan penawaran yang lain,” kata Lutfi.

Obrolan lapangan gas terbesar di Asia Tenggara ini berlanjut pada malam hari, ketika Kalla dan rombong­an diundang jamuan makan malam di Kasteel Duivenvoorde, Den Haag. Selain ada Menteri Ekonomi Belanda Maria van Hoeven, yang berlaku sebagai tuan rumah, tujuh pemimpin perusahaan besar Belanda, antara lain Philips dan Shell, juga hadir.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…