Cebolang

Edisi: 01/38 / Tanggal : 2009-03-01 / Halaman : 146 / Rubrik : CTP / Penulis : Goenawan Mohamad, ,


TEATER itu bernama Slamet Gundono. Dengan tubuh 300 kilogram lebih ia tetap bisa bergerak ritmis seperti penari. Suaranya mengalun, bisa gagah bisa sayu, terkadang dramatik terkadang kocak, sebagaimana laiknya seorang dalang. Tapi ia lebih dari itu. Di pentas itu ia juga seorang aktor penuh. Dialog diucapkannya dengan diksi yang menggugah dan pause yang pas. Ia bisa membawakan lagu, ia bisa menggubah lagu dengan cepat, seraya memelesetkan melodi, tapi pada saatnya, ekspresinya bisa tangis.

Gundono adalah gunungan dalam pertunjukan wayang kulit yang tanpa jejer. Ia pusat. Tapi ia bergerak dari pelbagai posisi, dan dengan asyik berpindah dari idiom seni pertunjukan yang satu ke idiom yang lain.

Tentu saja karena ia, lebih dari seniman teater yang mana pun kini, adalah sosok yang dibentuk oleh aneka khazanah. Tubuh dengan lapisan lemak yang seperti unggunan bantal itu—sebuah keistimewaan yang terkadang ia tertawakan sendiri—adalah sebuah sedimentasi dari sejarah kebudayaan yang panjang.

Sejarah kebudayaan itu dapat disebut ”Jawa”, tapi yang tak dapat ditentukan batas-batasnya. Gundono…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…