Jejak Wallace Di Pesta Darwin

Edisi: 02/38 / Tanggal : 2009-03-08 / Halaman : 43 / Rubrik : ILT / Penulis : Yos Rizal Suriaji, Asmayani Kusrini,


Natural History Museum, London, berhias. Di sepanjang jalan dan di setiap sudut salah satu museum sejarah alam terbesar di dunia itu terpampang poster-poster ukuran jumbo bertulisan ”Darwin, Big Idea, Big Exhibition”. Koleksi serangga, foto, buku, surat pribadi, peralatan pribadi, dan buku catatan pribadi Darwin dipajang. Ra­tusan orang datang setiap hari.

Inilah perayaan 200 tahun Charles Robert Darwin (1809-1882), ilmuwan yang ditahbiskan sebagai penemu teori evolusi—teori asal-usul dan perubahan bertahap makhluk hidup. Perayaannya berlangsung sejak 12 Februari, tanggal kelahirannya, hingga 19 April mendatang.

Nun di Lymington, sebuah desa kecil di tengah taman nasional di Hampshire, tenggara Inggris, sekitar tiga setengah jam menggunakan kereta dari London, Richard Russel Wallace menjelaskan pohon keluarga Wallace kepada Tempo. Richard adalah cucu Alfred Russel Wallace (1823-1913), bapak biogeografi yang menuliskan dua surat penting tentang ”hukum” asal-usul spesies kepada Darwin menjelang Darwin meluncurkan buku terkenalnya, On the Origin of Species (1859).

”Kakek tak peduli siapa penemu ­teori evolusi,” ucap Richard. ”Ia cukup berbahagia Darwin akhirnya menulis buku tentang teori evolusi yang benar.”

Richard, 85 tahun, adalah petani dan peternak. Tak seperti sang kakek, yang menjelajahi pelbagai belahan dunia, Richard tak pernah beranjak jauh dari Hampshire. ”Di keluarga kami ada dua tipe: tipe penjelajah dan tipe penetap. Saya masuk tipe yang kedua,” katanya, terkekeh.

Ia mencontohkan ayahnya, William Greenell Wallace, dan bibinya, Violet Greenell Wallace, yang mewakili dua tipe ini. William sudah berkelana ke Amerika sebagai ahli di bidang elektrik. Dia baru kembali ke Inggris sekitar 1900 karena mengidap tuberkulosis. Sedangkan Violet tak pernah keluar dari Inggris sepanjang hidupnya. Wallace bersama adiknya, William, juga bertualang. Sedangkan dua saudara Wallace, John dan Frances, tak ke mana-mana.

Di rumah Richard yang sederhana, foto sang kakek tersebar di berbagai tempat: di atas tungku pemanas, di atas bufet, termasuk foto Wallace sedang bermain catur dengan saudara perempuannya di salah satu sisi ruang tamu. Richard baru lahir sepuluh tahun setelah Wallace meninggal. ”Biasanya yang datang ke sini ilmuwan dan mahasiswa. Baru kali ini kami didatangi wartawan,” katanya.

Di loteng rumah ini mereka menyim­pan semua manuskrip, koleksi serangga, foto, serta surat pribadi Wallace. ”Untungnya, keluarga kami terbiasa menyimpan surat-surat, entah pen­ting entah tidak, surat pribadi atau resmi. Kami tak pernah membuang barang kenang-kenangan turun-temurun, seperti kartu pos, surat, buku keluarga, dan mebel,” ucap Richard. Surat dan koleksi serangga baru diserahkan ke Natural History Museum pada 2000.

l l l

Cerita kontroversi tentang siapa se­sungguhnya penemu teori evolusi itu muncul pertama kali di rumah Richard. Saat itu, Henry Lewis McKinney, mahasiswa program doktor dalam bidang filosofi dari Cornell University, datang ke rumahnya pada 1960. McKinney, yang memakai topi dan berpakaian ala Wallace, berbulan-bulan membongkar seluruh dokumen kakek Richard.

McKinney penasaran pada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

E
Ekornya pun Bisa Menembak
1994-05-14

Dalam soal ekonomi, rusia bisa dikelompokkan terbelakang. tapi teknologi tempurnya tetap menggetarkan barat. kini rusia…

I
Ia Tak Digerakkan Remote Control
1994-04-16

Seekor belalang aneh ditemukan seorang mahasiswa di jakarta. bentuknya mirip daun jambu. semula ada yang…

P
Pasukan Romawi pun Sampai ke Cina
1994-02-05

Di sebuan kota kecil li-jien, di cina, ditemukan bukti bahwa pasukan romawi pernah bermukim di…