Bibi Teliti Atawa Tidur Siang Saja

Edisi: 06/38 / Tanggal : 2009-04-05 / Halaman : 46 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Tim Edisi Khusus, ,


PEMILU tinggal sepekan lagi. Ada yang menyongsong pesta demokrasi itu gegap-gempita, ada pula yang bermuram durja.

Kaum yang pertama, barangkali, sudah tahu partai yang akan dipilih. Mungkin karena sudah cocok dengan partainya, atau karena calon anggota legislatifnya kebetulan tetangga, mertua, besan, atau konco lawas. Kalaupun belum punya pilihan, mereka sadar pemilu merupakan perangkat demokrasi yang utama. Tanpa pemilu, jangan berpikir demokrasi terlaksana dan negara akan sejahtera. Sebab itu, mereka berpesan jangan pernah berniat tak mencontreng di hari-H.

Akan halnya kaum yang kedua, boleh jadi mereka belum punya pilihan. Di mata mereka, partai politik sama saja: tukang bual dan obral janji. Kampanye cuma ajang tipu-tipu. Ada juga eksesnya: sisi jalan, rimbunan pohon, tiang listrik, dan WC umum semuanya ”tercemar” oleh stiker dan pamflet. Mungkin karena frustrasi, seorang teman di situs jejaring sosial Facebook menulis, ”Tidur siang yang paling enak adalah pada hari pencontrengan.”

Perihal politik yang kotor dan yang suci ini, sudah lama para filsuf dan teoretikus membicarakannya.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…