Masih Tercecer Di Belakang

Edisi: 08/38 / Tanggal : 2009-04-19 / Halaman : 90 / Rubrik : EB / Penulis : Philipus Parera, Agung Sedayu,


Dua buah forklift tampak teronggok lesu di bibir Pelabuhan II Tanjung Priok, Selasa pekan lalu. Salah satu sopirnya berselonjor di kursi kemudi sambil memejamkan mata, satunya lagi asyik bermain game di telepon genggam. Tak jauh dari situ, dua buah crane juga tampak menganggur. ”Kerja kami kini cuma menunggu,” ujar Iwan, salah satu sopir forklift. Biasanya kedua jenis peralatan pelabuhan ini bisa dikatakan tak pernah istirahat. Bahkan para pengusaha acap antre berjam-jam untuk mendapatkan alat pengangkut kontainer itu.

Tapi sejak November lalu, tak ada lagi antrean. Dampak krisis yang menjalar dari pasar uang Amerika sudah merasuk cukup dalam di Tanjung Priok. Pelabuhan terbesar di Indonesia itu kini sepi, peralatan menganggur, buruh berlibur. Menurut catatan PT Pelabuhan Indonesia II, hingga Februari lalu jumlah truk yang keluar-masuk Priok setiap hari tinggal 4.000 unit. Padahal, sebelum krisis datang pada Oktober lalu, sirkulasi itu bisa mencapai 7.000 truk sehari.

Dalam laporan Badan Pusat Statistik, gambaran kelesuan itu memang terlihat nyata. Nilai serta volume ekspor maupun impor Indonesia memang terus turun sejak November. Menurut data terbaru Badan Pusat Statistik, selama Februari lalu, total ekspor Indonesia cuma US$ 7,08 miliar. Berarti turun 32,86 persen dibanding…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…