Tonggak Sejarah Dari Sebuah...
Edisi: 18/15 / Tanggal : 1985-06-29 / Halaman : 31 / Rubrik : SEL / Penulis :
INI sebuah pameran seni rupa dengan skala gigantik: 200 karya pelukis besar Marc Chagall dipajang di Museum of Modern Art Philadelphia, Amerika Serikat dari 5 Mei sampai 7 Juli nanti. Pameran ini, tulis Lindsey Gruson di koran The New York Times, 12 Mei lalu. "Dimaksudkan untuk menelusuri jejak karier Chagall, yang karyanya telah mewarnai sejarah seni rupa modern abad ke-20."
Bagi Philadelphia sendiri, ini pameran besar Chagall kedua, setelah yang pertama berlangsung 40 tahun lalu - pada 1946 itu, di tempat yang sama, Chagall dengan sekali gebrak langsung mematrikan namanya di Amerika Serikat. "Dengan pameran ini pula, saya berharap, masyarakat sadar tentang sebuah koleksi karya-karya agung pada abad ke-20," kata Anne d'Harnouncourt. direktur museum tempat pameran berlangsung.
Kata-kata Anne sedikit berbau iklan, memang. Tetapi, cobalah lihat kocek panitia: mereka telah mengeluarkan biaya 400.000 dolar Amerika untuk itu. Termasuk ongkos pengangkutan karya-karya tersebut dari pelbagai pusat koleksi pribadi, museum, dan pihak keluarga Chagall, sampai biaya perawatan dan asuransi selama peminjaman bagi pameran itu. Sebab, pihak museum Philadelphia sendiri hanya menyediakan tujuh buah karya.
Sebuah studi telah dilakukan: selama pameran berlangsung, tak kurang dari 350.000 orang akan datang melihat, dan sepertiganya adalah mereka yang datang dari luar kota. Ini berarti, mereka akan menginap di hotel-hotel selama beberapa hari. Dan menurut studi panitia, Philadelphia akan mendapatkan pemasukan 10 juta dolar. Tak salah, ini memang sebuah pameran besar.
Karya yang dipamerkan terdiri dari lukisan cat minyak, gouaches (cat plakat yang tak transparan), etsa, dan desain panggung. Berbagai corak karya yang lahir pada seluruh periode kreatif Chagall: sejak ia masih menjadi mahasiswa melarat di Paris sampai karya terakhir yang lahir tahun lalu, beberapa saat sebelum kelumpuhan merenggut daya ciptanya dan pada 28 Maret lalu membidas hidupnya.
Pada penutupan pameran 7 Juli nanti, jika seniman besar itu masih hidup, ia akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke-98.
Dalam pameran ini bisa dilihat berbagai karya puncak Chagall, seperti The Birthday, yang menggambarkan romansa Chagall dengan istrinya, Bella Rosenfeld. Atau Cow with Parasol karya 1946, sebuah pengukuhan kehebatan daya fantasinya dalam alam binatang. Ada juga The Green Violinis 1923-1924, salah satu lukisan dari serial karyanya yang bertema pemain biola. "Pokoknya," tulis Lindsey Gruson, "imajinasi Chagall yang melambung, sapi-sapi yang beraneka warna, ragam binatang yang tidak alamiah tapi berjiwa, serta gambar pemain biola yang besar-besar, bagi Philadelphia, bisa merupakan lahan pemikat pelancong."
"Chagall," tulis Kritikus Robert Hughes dalam majalah Timeedisi 8 April, "selama tiga perempat abad telah merentangkan sayapnya sebagai pencipta yang aktif." Tiga perempat dari abad ke-20 yang belum sudah dan gema Chagall sendiri memang tak sependek usianya. Bagi para lembaga kolektor atau penanggung jawab pelbagai museum, Chagall telah diyakini sebagai wakil sempurna dari artis Yahudi abad ke-20 dalam sejarah seni rupa modern, demikian tulis Robert Hughes pula.
Chagall bisa liris, melayang-layang dalam imajinasi yang penuh sukacita. Dan ini dipadu dengan keterampilan goresan yang sangat mengagumkan. Kadang dalam adonan yang pekat, tapi bisa pula tampil sebagai sebuah kerutinan yang anehnya tetap memikat. Semua itu terwakili dalam lukisan-lukisannya yang cerah - kadang terasa tanpa misteri. Juga pada karya drawingnya, karya cetak, ilustrasi-ilustrasi buku, dan desaindesainnya - seonggok kreativitas yang bisa mengimbangi Picasso, meskipun intensitasnya tidak selalu begitu.
Bagaimanapun, di sana masih terbayang masa mudanya yang diwarnai sikap yang menghargai keelokan liar yang eksentrik. Jadilah karyanya buku teks yang berisi semacam "tata bahasa" tentang bagai mana para sen i man mengamati subyek karyanya dengan mata kanak-kanak. Sering kali Chagall, karena karya-karyanya itu, dijuluki pengkhayal dan tukang mimpi. Dan ia pernah memprotes karena dianggap selalu mengungkapkan hal-hal yang nyata dalam pengalaman manusia. "Saya membawa suatu kejutan rohani ke dalam lukisan-lukisan saya ... sebuah dimensi keempat," katanya. "Maka dari itu, saya harap masyarakat berhenti 'ngomong soal dunia fantasi, dongeng-dongeng, atau Chagall pelukis yang melayang-layang, iika mereka berbicara mengenai saya."
Bagaimanapun corak-corak lukisannya, Chagall ternyata seorang pekerja yang lamban. "Saya bisa saja mengerjakan 10 lukisan dalam sehari, seperti orang-orang lain, jika saya mau," katanya. "Tetapi masih ada hal lain yang lebih utama. Karya seni yang benar adalah sebuah dunia pribadi yang pejal dan tak mungkin tercipta hanya dalam sehari."
Dengan sikap begitu, lelaki pendek bermata biru dengan rambut bak gumpalan awan ini bisa mendapatkan pengakuan internasional. Pada 1939 ia memenangkan Carnegie Prize, sebuah penghargaan yang sangat prestisius. Selain itu, Chagall juga pemegang gelar Commandeur des Artes et des Lettres…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…