Y.b. Mangunwijaya: Kesederhanaan Sang Begawan

Edisi: 13/38 / Tanggal : 2009-05-24 / Halaman : 74 / Rubrik : KL / Penulis : Eko Prawoto, ,

# Eko Prawoto Arsitek yang tinggal di Yogyakarta

Ketika melintasi Jalan Nyoman Oka di wilayah Kota Baru, Yogyakarta, dan melihat mobil Kijang biru tua aneh berkaroseri kayu diparkir di sana, itulah tanda Romo Mangun ada di sana. Saya berjalan menghampiri gerbang mungil bercat warna warni, menyusur deretan tangga curam berkelok ke kiri dalam naungan deretan rumah bambu dua lantai yang membentuk bayang keteduhan. Di situ selalu ada beberapa ibu bercengkerama. ”Ndherek langkung, Bu, badhe pinanggih Romo (Ikut lewat, Bu, mau bertemu Romo),” sapa saya.

Rumah panggung bambu itu berdiri di atas dinding tebal menganga tempat saluran pembuangan kota. Jalan setapak itu kemudian menikung ke kanan dan beberapa trap kecil menurun menyempit, menyusur sederetan pintu rumah yang selalu terbuka karena mungilnya area ruang dalam rumah. Di ujung itu tiba tiba pandangan kita terbuka oleh bentangan Kali Code dengan suara gemericiknya. Jembatan Gondolayu yang angkuh kukuh, dengan konstruksi lengkung beton yang sangat perkasa, terasa jauh dan tinggi di atas sisi sebelah kanan menaungi perumahan pinggir kali itu.

Tampak bangunan kerangka bambu dengan teras juga berpagar bambu dan bangku kayu sederhana. Rumah mungil itu memiliki jendela jungkit lebar dari bahan ge­dheg, terbuka menghadap barat. Di tempat itulah itu Romo Mangun tinggal, dalam kesederhanaan bahan serta konstruksi namun penuh kemewahan atraksi alam ala river side view. Terasa semilir angin dan sedikit bau sampah. Namun deru…

Keywords: -

---

Foto Terkait