Fasli Jalal, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi: Riset Kita Masih Lemah

Edisi: 14/38 / Tanggal : 2009-05-31 / Halaman : 104 / Rubrik : WAW / Penulis : TIM LAPSUS, ,


ANGGARAN itu melompat hingga tiga kali. Tahun lalu, untuk menggalakkan kegiatan penelitian di berbagai kampus, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi hanya menganggarkan biaya Rp 150 miliar, tapi untuk tahun ini mereka menyediakan uang hingga Rp 500 miliar. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk menggairahkan kegiatan penelitian atau riset di perguruan tinggi di Indonesia.

Sebabnya ada. Riset di perguruan tinggi negeri ini terbilang memprihatinkan. Berdasarkan data pada 2007, dibandingkan dengan negara lain, indikator kemampuan periset kita yang terdiri atas 155 ribu dosen, 7.900 peneliti dan perekayasa, ditambah 3.000 penelitian litbang masyarakat dan swasta yang ada di negeri ini, hanya memiliki produktivitas 0,9 artikel per 1 juta penduduk.

Angka yang jauh dibandingkan dengan negara lain. India, misalnya, memiliki indikator 12 artikel per 1 juta penduduk. Malaysia bahkan sudah mencapai 21,3 artikel per satu juta penduduk. ”Kita melata ke bawah, hampir mendekati bontot,” kata Fasli Jalal, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Menyedihkan, memang. Itu sebabnya, menurut Fasli, pihaknya kini berusaha keras menggenjot kegiatan riset di berbagai kampus.

Nah, apa sajakah yang dilakukan lembaga yang dipimpinnya itu? Kepada Fasli Jalal, Tempo bertanya langsung dalam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…