Tumbuh Di Persimpangan
Edisi: 15/38 / Tanggal : 2009-06-07 / Halaman : 53 / Rubrik : SUR / Penulis : TIM EKBIS, ,
PEREKONOMIAN Indonesia tumbuh 4,4 persen pada triwulan pertama tahun ini. Pertumbuhan itu memang lebih lambat daripada triwulan keempat 2008 sebesar 5,2 persen. Tapi, di tengah krisis finansial global, angka itu menunjukkan prestasi. Tahun ini diperkirakan hanya empat negara yang mencatat pertumbuhan ekonomi positif, yakni Indonesia, Cina, India, dan Vietnam.
Pertumbuhan terutama ditopang oleh belanja rumah tangga yang naik 5,8 persen--tertinggi dalam sembilan tahun terakhir. Biasanya, rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga cuma 4,2 persen per tahun. Inflasi yang relatif rendah membuat daya beli masyarakat terpelihara. Penurunan suku bunga juga menjadi daya dorong konsumsi masyarakat.
Maka, Indeks Kepercayaan Konsumen pada Maret lalu berada pada level tertinggi sejak dua tahun lalu. Naiknya keyakinan konsumen ini sebenarnya bisa menjadi daya dorong konsumsi selanjutnya. Meskipun indeks tersebut lunglai pada April lunglai akibat konsumen khawatir harga bahan pokok akan naik, survei Danareksa Research Institute menunjukkan kondisi terburuk perekonomian sudah terlewati.
Indeks Kepercayaan Konsumen kepada Pemerintah
Mega-Hamzah SBY-JK
NOV 2004 : 134,9
APRIL 2005 : 103,8
Dampak kenaikan harga BBM I
OKT 2005 : 92,9
Kenaikan harga BBM II
OKT 2006 : 108,9
Kenaikan harga beras
MEI 2008 : 88,7
Inflasi meningkat
JUNI 2008 : 81,7
Kenaikan harga BBM III
INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN
KONSUMEN MASIH SIAP MENOPANG PEREKONOMIAN
Indeks Kepercayaan Konsumen pada Maret 2009 naik ke posisi 87,8. Ini merupakan level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Hal ini merupakan berita baik bagi kita karena naiknya keyakinan konsumen akan mendorong mereka meningkatkan belanjanya pada masa mendatang. Namun, pada bulan berikutnya, Indeks Kepercayaan Konsumen sedikit terkoreksi 4,2 poin, menjadi 84,1.
Turunnya Indeks pada April lebih disebabkan oleh kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan harga bahan pokok dan pelemahan pasar tenaga kerja. Hal ini terlihat dari turunnya Indeks Saat Ini (ISI), dan Indeks Ekspektasi (IE) pada April. Indeks Saat Ini dan Indeks Ekspektasi pada April itu masing-masing mencapai level 64,8 (turun 9 poin) dan 98,6 (turun 1,6 poin).
Walaupun demikian, IKK masih berada pada level yang relatif tinggi. Artinya, penurunan pada bulan April bukanlah tanda bahwa konsumen akan segera mengurangi belanja mereka. Sebaliknya, level IKK yang masih tinggi ini justru memberikan gambaran bahwa keadaan konsumen kita masih relatif cukup baik, dan masih mampu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam waktu dekat ini.
Di samping itu, keputusan otoritas moneter menurunkan suku bunga acuan telah mendorong ekspektasi turunnya suku bunga kredit. Ekspektasi ini, ditambah dengan tingkat kepercayaan yang masih tinggi terhadap perekonomian, telah memicu kenaikan rencana pembelian sejumlah barang oleh konsumen. Proporsi konsumen yang berencana membeli barang tahan lama (durable goods) pada enam bulan mendatang, naik dari 23,6 persen di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Masih Terganjal Bahan Pokok
2007-12-02Denyut perekonomian indonesia sepanjang triwulan ketiga yang lalu terus membaik. para pemimpin teras perusahaan juga…
Tumbuh Bersama Sejumlah Risiko
2008-06-08Pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama bisa jadi mengejutkan sejumlah kalangan. di tengah badai harga minyak…