Memahat Bukit, Menggayang Macet
Edisi: 16/21 / Tanggal : 1991-06-15 / Halaman : 99 / Rubrik : LIN / Penulis :
Pelebaran jalan dengan mengikis bukit batu cadas dilakukan oleh para
pemahat. Lebih murah dan tidak merusak lingkungan.
; PEMAHAT ternyata tak hanya mampu menghasilkan patung, tapi juga jalan.
Merekalah yang mengerjakan sebagian ruas jalan di Silaing, kawasan cagar alam
Lembah Anai, Sumatera Barat. Jalan yang semula jadi biang kerok kemacetan dan
kecelakaan itu kini lebarnya 13 meter. Dua kali lebih lebar dibandingkan
sebelum para pemahat itu beraksi.
; Kerja yang dilakukan pemahat ini memang bukan di jalan, tapi di dinding yang
membatasi jalan. Dinding dari batu cadas selama ini jadi halangan pelebaran
jalan yang panjangnya hanya 500 meter. Akibatnya, jalan sempit dan
berliku-liku naik turun ini merupakan kawasan leher botol yang menjengkelkan
para pengemudi.
; Semula, kalau kendaraan umum lewat sana, sang kernet terpaksa turun untuk
memberi aba-aba datangnya kendaraan dari atas dan bawah agar tak terjadi
senggolan di tikungan. Karena sempitnya jalan, penumpang dipersilakan bersabar
sebab kendaraan harus lewat bergantian di tanjakan. Padahal, jalan itu
merupakan lintas terpadat di Sumatera Barat. Diperkirakan, sekitar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…