Benteng Penghabisan Lumpur Lapindo

Edisi: 16/38 / Tanggal : 2009-06-14 / Halaman : 53 / Rubrik : LIN / Penulis : Adek Media,, Rohman Taufiq , Yophiandi


DARI tanggul setinggi sepuluh meter, Sunarto menunjuk sebuah titik di permukaan lautan lumpur. Ia cuma sesaat menunjuk ke arah itu. Tangannya kembali bergerak dan berhenti di genangan lumpur yang lebih kering. ”Di sana dulu rumah saya,” ujarnya. ”Tapi, kayaknya sebelah timurnya,” dia berkata lagi, ragu-ragu.

Frustrasi karena gagal mengetahui lokasi rumahnya, ayah dua anak itu mengambil batu. ”Ndak! Mungkin di sana,” katanya sambil melemparkan batu itu ke kolam lumpur.

Kamis siang dua pekan lalu, Sunarto dan sepuluh warga Renokenongo datang ke tanggul itu untuk menyiapkan lokasi napak tilas keesokan harinya: demi mengenang rumah masa lalu yang damai, sebelum lumpur mengusir mereka tepat tiga tahun lalu. Tapi, di bawah sengatan bau mirip gas septic tank yang datang dan pergi tersapu angin, mereka cuma bisa memastikan bahwa di bawah lumpur seluas 640 lapangan sepak bola itu, di kedalaman 9-11 meter, ada bekas desanya. Rumah Sunarto dan tanahnya seluas 2.000 meter persegi entah ada di sebelah mana.

Kini Sunarto dan sekitar 170 keluarga Renokenongo—yang ingin tinggal bersama—tinggal di Kedungsolo, lima kilometer dari pusat semburan lumpur. Mereka membeli 10 hektare tanah di desa itu memakai uang muka pembelian aset mereka oleh PT Minarak Lapindo Jaya, perusahaan yang mewakili Lapindo Brantas. Di Kedungsolo, Sunarto dan tetangganya masih tinggal di rumah darurat beratap terpal. ”Kami berharap uang sisa pengganti Lapindo buat membangun rumah,” katanya.

Aliansi Peduli Korban Lapindo mencatat, bencana lumpur itu telah mengusir sekitar 50 ribu jiwa dari 10 ribu rumah di 12 desa di Kecamatan Porong, Tanggulangin, dan Jabon—semuanya di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ”Jumlah korban jauh lebih besar jika menghitung mereka yang wilayahnya jadi terisolasi lumpur Lapindo,” kata Mujtaba Hamdi, koordinator aliansi itu.

Menurut penelitian Universitas Airlangga, Surabaya, per tahun bencana itu mengakibatkan kerugian sekitar Rp 45 triliun—10 kali anggaran Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk 76,4 juta…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…