Pada Senja Mengenang Suyatna

Edisi: 20/38 / Tanggal : 2009-07-12 / Halaman : 82 / Rubrik : TER / Penulis : Kurie Suditomo, Anwar Siswadi ,


Kita ini seperti para biksu,
berkeliling jalan kaki ke mana-mana,
menyuarakan kemanusiaan
sambil membawa cawan pengasihan,
untuk sekadar bertahan hidup.

Ini kata-kata Suyatna Anirun, satu nama yang kini tak terdengar lagi. Pada 2002, pendiri Studiklub Teater Bandung itu wafat meninggalkan sederet karya dan murid-murid sebagai warisan. Tapi kita mendengarnya lagi di Bentara Budaya Jakarta, Kamis pekan lalu, dan di aula Graha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjadjaran, Bandung. Nama dan kisah hidup seniman yang hidupnya disebut-sebut bak biksu itu disuarakan melalui lakon satu babak Tarian Terakhir, kerja sama kelompok teater Actors Unlimited dan Studio Pohaci, Bandung.

Dalam tata panggung yang satu lantai—panggung berada satu level dengan penonton—ruangan diselimuti kain putih di empat sisinya. Sebuah ayunan tergantung di satu sisi, tinggi di atas kepala manusia. Seorang perempuan duduk di atasnya. Tampilannya seperti profil di sampul muka majalah tahun 1980-an: berambut kribo, kacamata hitam, blus ketat, selendang bulu, sepatu bot, dan stocking jaring.

Di depannya, sebuah pembaringan kayu diletakkan. Bentuknya aneh, perkawinan antara kursi pantai dan penyerut kayu. Seorang laki-laki tua berdiri di atasnya. Dia bercelana batik dengan baju pangsi cokelat muda, sewarna dengan cat rambut di kepalanya yang sudah beruban separuhnya, serta bedak dasar tebal di wajahnya. Berkacak pinggang, dia berdiri tegak dalam diam. Sesekali ia bergerak kaku seperti boneka kayu. Lalu ia berbaring.

Di sisi yang lain, berhadapan dengan perempuan di atas ayunan, tampak sebuah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…