Kembalinya Dua Cinderella

Edisi: 21/38 / Tanggal : 2009-07-19 / Halaman : 45 / Rubrik : OR / Penulis : Irfan Budiman, ,


TELEPONNYA tak pernah berhenti berdering. Lalu lintas e-mail-nya pun terbilang sibuk. Namun Serena Williams, 27 tahun, tak pernah merasa terganggu. Justru sebaliknya. Dia melayani diskusi dengan agennya, William Morris Agency, dengan penuh antusias.

Di tengah turnamen Wimbledon yang berakhir dua pekan lalu, dia tak kehabisan energi untuk mengaduk tiga serial televisi, yakni Desperate Housewives, Sex and the City, dan Family Guy, menjadi sebuah adonan cerita yang baru. Tetap lucu, juga ada sedihnya, dan mampu membuat penonton duduk di depan televisi.

Serena memang punya kesibukan baru. Selain mengayun raket tenis, dia harus memeras keringat untuk mencari cerita yang pas buat serial televisi yang tengah dipersiapkannya. ”Jangan kaget, saya sudah menyelesaikan tiga bagian cerita, lho,” katanya sambil tersenyum.

Sayangnya, dia tidak bisa berlama-lama berkutat menulis cerita. Jadwal bertanding memanggilnya. ”Lagi pula mood saya sekarang kurang baik. Kemarin sih bagus banget. Saya bisa menyelesaikan treatment (salah satu proses penulisan skenario) dengan cepat,” katanya.

Beda di depan monitor, beda juga di lapangan. Di lapangan rumput All England Club, London, dia selalu beroleh mood yang bagus. Semua lawan dilumatnya. Hingga akhirnya, di bagian tunggal putri, dia sampai pula di final. Lawannya? Venus Williams, 28 tahun, kakaknya sendiri.

Toh, dia sama sekali tak terpengaruh oleh status lawannya. ”Sori, saya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…