Legenda Itu Bernama Heri Dono

Edisi: 23/38 / Tanggal : 2009-08-02 / Halaman : 57 / Rubrik : SR / Penulis : Raihul Fadjri, ,

POJOK timur laut Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta dikelilingi penonton di sisi luar pita kuning yang membentang membentuk bidang persegi. Perhatian mereka tertuju pada alat berat ekskavator berbobot 22 ton yang menderu-deru dengan gerakan berat ke sana-sini sembari memainkan belalainya naik-turun. Kadang bak penari balet, belalai itu berputar-putar pada sumbunya, atau alat tersebut mempertontonkan kepongahan dengan menaikkan roda rantai bagian depan yang bertumpu pada belalainya di tanah. Tapi, saat lain, ia menjalankan fungsi sebagai alat dalam proyek pembangunan, memasukkan pasir ke dalam bak truk.

Pada saat yang sama, mesin lain dalam ukuran jauh lebih kecil, go kart, dikemudikan seorang pria, berputar-putar mengitarinya, bak makhluk kecil nakal sedang mengganggu mesin berbelalai itu. Saat mesin raksasa terusik, dengan geraknya yang lincah ia kabur menghindar dari ancaman mesin berat itu. Tapi, di tengah gemuruh mesin modern itu, ada kehidupan yang purba berupa sembilan orang menarik gerobak sampah, melenguh bak sapi yang kepayahan menarik pedati.

Sekitar 30 menit mesin dengan roda rantai baja itu meninggalkan tekstur berupa jejeran garis tegas di tanah. Mesin berbelalai terhenti di satu sudut dengan suara tersendat-sendat bak napas kepayahan. Keplok penonton pun bergema. Heri Dono berkolaborasi dengan pemusik Joseph Praba menggelar performance art bertajuk Tari Tractor Jogja dalam…

Keywords: -

---

Foto Terkait