Beban Berat Pilot Baru

Edisi: 24/38 / Tanggal : 2009-08-09 / Halaman : 109 / Rubrik : EB / Penulis : Padjar Iswara,, Amandra Mustika Megarani ,


KANTOR Direktorat Jenderal Pajak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, tampak sepi Kamis malam dua pekan lalu. Hampir semua pegawainya sudah pulang karena waktu telah mendekati pukul 20.30, jauh melewati akhir masa kerja normal pukul 17.00. Tapi Mochamad Tjiptardjo, Direktur Intelijen dan Penyidikan, masih berada di ruangannya menyelesaikan pekerjaan.

Tiba-tiba Darmin Nasution, Direktur Jenderal Pajak, yang juga masih di kantor, memintanya menyiapkan daftar riwayat hidup. Darmin membutuhkan biodata itu untuk data pendukung Tjiptardjo menjadi calon Direktur Jenderal Pajak. Darmin akan melepas jabatannya karena terpilih menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 11 Mei 2009.

Permintaan mendadak membuat pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 58 tahun lalu ini kaget. Dia kalang-kabut mencari salinan daftar riwayat hidup lantaran seluruh stafnya sudah pulang. Beruntung, biodatanya masih tersimpan di database kantor, lalu diserahkan kepada Darmin. Esoknya, Tjiptardjo mendengar kabar para kandidat diseleksi oleh tim penilai akhir yang diketuai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan anggota Wakil Presiden, para menteri, Jaksa Agung, dan Kepala Badan Intelijen.

Menurut Tjiptardjo, Darmin mewanti-wanti agar dia tidak ke luar kota pada hari Minggu. Rupanya, kandidat yang lolos tinggal dua orang, yakni Tjiptardjo dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak Djonifar Abdul Fatah. Saat sedang mengobrol dengan kolega-koleganya, pukul 22.00, Menteri Keuangan Sri Mulyani menelepon Tjiptardjo dan memberi tahu dia agar menemui Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi pada Senin pagi. Setelah dia menemui Sudi, jelaslah sudah: Yudhoyono menunjuk Tjiptardjo sebagai Direktur Jenderal Pajak lewat Keputusan Presiden Nomor 73 Tahun 2009. ”Saya kaget,” katanya kepada wartawan setelah dilantik Menteri Keuangan di Jakarta, Selasa siang pekan lalu.

Penunjukan Tjiptardjo memang mengejutkan karena namanya tak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…