Rumah Pedagang Kaki Lima
Edisi: 26/38 / Tanggal : 2009-08-23 / Halaman : 29 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,
SEPEDA motor tua Yamaha 1970-an hijau metalik itu diparkir di teras rumah. Dulu, sang pemilik, Lazarus Hardjono, memakainya mondar-mandir mengantar batik pesanan. Pada 1990-an, warga Kampung Harjodipuran, Kecamatan Serengan, Solo, ini punya delapan pembatik. Sayang, usahanya ambruk tertelan krisis ekonomi, sebelas tahun silam.
Hardjono, kini 59 tahun, banting setir menjadi pembuat perabotan. Ia membikin lemari dan meja kayu. Dua tahun lalu, ia memutuskan kembali ke habitat batik. Ia mengajukan pinjaman Rp 15 juta Dana Bergulir dari Pemerintah Kota Solo, dan dipenuhi Rp 4 juta. Dengan dana itu ia membeli kain mori, pewarna, malam, dan berbagai keperluan. Sepuluh tahun sejak remuk dihantam krisis, batik merek LH bangkit kembali. Ia mempekerjakan empat pembatik.
Ketika ditemui pada akhir Juli lalu, Hardjono sedang menghabiskan pagi dengan membatik. Ia meniup canting lalu menggores lengkung-lengkung pola di kain mori. Dalam dua pekan batiknya siap dipasarkan di Pasar Klewer. âNaik bus kota saja,â ujarnya. âMotornya sudah ndak ada tangki bensinnya.â
Program dana pinjaman lunak buat perajin pemula ini dimulai pada 2002. Plafonnya Rp 4 juta per orang, diberikan kepada wiraswasta kelas rumahan seperti pedagang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…