Setelah Putu Lahir Jadi Pandita

Edisi: 28/38 / Tanggal : 2009-09-06 / Halaman : 44 / Rubrik : AG / Penulis : Bina Bektiati , ,


MENJELANG tengah malam di Pasraman Dharmasastra Manikgeni. Dua sosok berselimut kain putih diangkat dalam posisi terbujur. Di bawah rinai hujan tipis-tipis, beberapa orang memanggul keduanya dari bale upacara ke bale besar di tengah kompleks Pasraman. Wangi dupa, alunan kidung, dan denting genta sulinggih—sebutan Bali untuk pandita—melahirkan aroma mistis dan syahdu. Angin malam berembus dari Gunung Batukaru di belakang Pasraman, melorotkan udara hingga 18 derajat Celsius.

Inilah ritual menuju puncak upacara Rsi Yadnya Mediksa bagi Ida Bhawati Putu Setia dan istrinya, Ida Bhawati Istri Ni Made Sukarnithi. Berlangsung pada Kamis malam dua pekan lalu, upacara itu menahbiskan pasangan tersebut menjadi pandita Brahmana. Tidak ada upacara pembersihan—tubuh dan jiwa—yang lebih tinggi daripada Mediksa.

Pasraman Manikgeni, yang terletak di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, riuh oleh tamu-tamu. Belasan pandita, anggota keluarga, serta sebagian warga desa ikut bertugur hingga jauh malam. Di bale gede, Ida Bhawati Putu Setia dan istrinya dibaringkan dalam posisi bersanding. Ruang tidur mereka ditutup tirai kain Bali berwarna merah-ungu beraksen keemasan. Keduanya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…