Badut Sirkus Kontemporer
Edisi: 28/38 / Tanggal : 2009-09-06 / Halaman : 69 / Rubrik : SR / Penulis : Raihul Fadjri,, Heru C.N,
SEDERET teks berwarna putih di atas dasar merah menyala itu selalu memaksa orang yang lewat di dekatnya menoleh. Ditulis dengan gaya huruf mesin ketik lawas yang mengesankan sesuatu yang sudah lama berlangsung. Kesan lawas masih ditegaskan dengan bercak pada sejumlah hurufnya, seperti bekas ketukan huruf mesin ketik yang lama tak dibersihkan.
Ada dua hal yang menarik dari teks itu. Pertama, teks itu berbunyi: âkami tahu kemana pasar seni rupa indonesia akan kami bawa.â Kedua, di bagian bawah teks itu tertulis nama tokoh seni rupa modern Indonesia: S. Sudjojono.
Teks itu sejatinya pelesetan teks aslinya yang merupakan judul tulisan S. Sudjojono pada tahun 1948, tanpa kata pasar: âkami tahu kemana seni rupa indonesia akan kami bawa.â Pelaku pelesetan adalah perupa Farhan Siki, yang mendapat order membuat karya mural untuk perhelatan Jogja Art Fair #2 di Taman Budaya Yogyakarta, 18 Agustus-5 September.
Order itu ia terima, tapi ia tak kuasa menahan rasa masygul melihat realitas seni rupa kontemporer Indonesia yang dikemas menjadi barang dagangan di dalam ruang pamer. âSaya hanya ingin bertanya apakah pernyataan Sudjojono itu masih relevan dalam situasi saat ini,â katanya kepada Heru C.N. dari Tempo.
Untuk melengkapi kemasygulannya, ia menambahkan citraan wajah badut sirkus di atas susunan lembaran seng 20 x 11 meter berupa karya mural yang menutup fasade gedung Taman Budaya Yogyakarta yang bergaya klasik Eropa itu. âArt fair tak lebih sebagai rombongan sirkus,â katanya.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…