Suara-suara Muda Setelah Asas Tunggal ; Pemilih Muda Mencoblos Apa ?
Edisi: 23/16 / Tanggal : 1986-08-02 / Halaman : 12 / Rubrik : NAS / Penulis :
BERAPA jumlah penduduk Indonesia yang terdaftar untuk kepentingan pemilihan umum kali ini? Sekalipun belum ketahuan jumlah yang berhak menggunakan hak pilihnya, hasilnya -- seperti disampaikan Mendagri ad interim Sudharmono, pekan lalu -- terdapat hampir 163 juta jiwa warga negara RI di seluruh wilayah pemilihan. Ini berarti, untuk pemilu mendatang, ada 500 kursi di DPR, bertambah dari sebelumnya 460. Sebanyak 100 orang anggota DPR yang diangkat, dan sisanya 400 diperebutkan melalui pemilu.
Pemilu 1987 ini penting karena beberapa sebab. Bukan saja inilah pemilu yang kelima selama republik; dan empat kali semasa Orde Baru -- yang artinya pemilu relatif telah dilembagakan dan dilaksanakan lima tahun sekali. Pemilu mendatang penting, juga karena inilah masa ketika orang-orang muda yang lahir, dan tumbuh di masa Orde Baru, pertama kali berhak memilih. Kini Orba berumur 20 tahun, dan orang berhak memilih bila telah berusia 17. Atau lebih muda lagi -- asal sudah kawin.
Padahal, jumlah orang muda (17-25 tahun) ini tergolong besar dalam struktur usia penduduk. Ia diperkirakan mencapai 20% dari jumlah penduduk. Sementara itu diperkirakan yang berhak memilih 97 juta, atau 58% penduduk. Begitu besar jumlah orang muda itu, tentulah, sedikit atau banyak, berpengaruh pada hasil pemilu. Apa arti pemilu bagi khalayak muda?
Sebuah pertanyaan yang menggoda. Sebab, di masa Orde Baru inilah terjadi penyederhanaan kehidupan parpol. Penyederhanaan jumlah terutama bermula tapi juga akhirnya penyederhanaan peranan. Inilah zaman sistem politik dengan massa mengambang, dan kampus-kampus dilarang berpolitik praktis.
Dengan latar belakang pemikiran semacam itu, menyongsong pemilu mendatang, TEMPO kembali menyelenggarakan pengumpulan pendapat. Sasarannya: Orang-orang muda berumur sampai 25 tahun. Kami mengedarkan 1.000 formulir pertanyaan di semua ibu kota provinsi di Jawa Medan, Palembang, Padang, Pontianak, Samarinda, Balikpapan, dan Denpasar. Jawaban yang masuk 944 angket -- atau 94%.
Dari jumlah itu, 500 responden lelaki (55,08%), dan sisanya perempuan (44,92%. Kebanyakan berumur 20-25 tahun, yakni 603 orang (63,87%). Yang di bawah 20 tahun sebanyak 36,13%. Adapun pendidikan mereka: sarjana (5,72%), sarjana muda (13,13%), mahasiswa (37,92%), lulus SMTA (28,91%), lulus SMTP (10,69%), dan sisanya mereka yang lulus SD ke bawah (3,59%).
Siapa orangtua mereka? Anak pegawai negeri 33,05%, karyawan swasta 22,03%, pedagang 15,88%, ABRI 11,86%, petani 8,58%, kaum profesional (advokat, misalnya) 5,82%; dan lain-lain 2,75%. Faktor latar belakang orangtua ini menarik, untuk mengetahui, misalnya, apakah anak pegawai negeri lebih cenderung memilih Golkar. Bagaimana dengan anak ABRI?
Hasilnya: memang, kebanyakan anak pegawai negeri -- seperti ayah mereka memilih Golkar (42,62%). Yang memilih PPP 13,14%, PDI ada 5,76%. Adakah yang berniat Golput? Oh, tentu: 9,29%. Ada pula yang, katakanlah, malu menyebutkan pilihannya alias kosong, sebanyak 7 responden, atau cuma 2,24% dari 312 anak pegawai negeri. Yang menarik ialah besarnya anak pegawai negeri yang tidak tahu akan memilih apa pada pemilu mendatang. Besarnya mencapai 84 orang, atau 26,92% dari seluruh responden anak Korpri.
Dan, anak ABRI? Lebih banyak lagi yang memilih Golkar. Yakni 45,53%. Yang memilih PPP 5,35%, dan PDI 8,03%. Anak ABRI tidak memilih? Golput di kalangan ini mencapai 10,71%. Yang malu atau tak bersedia menyebut pilihannya tiga responden, atau 2,7% dari seluruh responden anak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?