Bahaya Di Teluk Jakarta ? ; Dari Mana Datangnya Racun ?

Edisi: 25/16 / Tanggal : 1986-08-16 / Halaman : 54 / Rubrik : LIN / Penulis :


BAGIAN kepala menghitam, mata menguning, dan perut jadi merah. Dengan bentuk rusak itu, ribuan ikan konon mengambang di pelabuhan Tanjungpriok. Mula-mula awal Agustus lalu. Kemudian dikabarkan juga awal pekan ini. Berita pun meluas dengan cepat: ada keracunan ikan di Teluk Jakarta. Dan orang Jakarta -- terutama pemakan ikan cemas.

Sudahkah Teluk Jakarta kena racun begitu dahsyat, hingga ikan-ikan di kawasan itu tak bisa lagi dikonsumsi? Mula-mula, tanda-tanda menunjukkan keadaan itu.

Harian Merdeka mengungkapkan, ribuan ikan yang mengambang itu terdiri dari berbagai jenis: baik ikan kecil yang hidup dekat dengan permukaan maupun ikan besar yang biasanya bermukim di dasar laut. Semuanya menunjukkan ciri yang sama: bagian perutnya hancur dan di sekitar tubuh ikan terdapat buih berwarna kecokelatan.

Berita tak cuma meluas di dalam negeri. Kantor berita Reuter mengabarkan pula perihal kematian ikan secara masal itu dan menegaskannya sebagai keracunan logam berat merkuri (Hg). Mengutip pendapat seorang pejabat Lembaga Oseanologi Nasional (LON), kantor berita asing itu yakin Teluk Jakarta telah tercemar logam berat. "Kondisi ikan-ikan yang mati," tulis Reuter, "menunjukkan adanya kontaminasi berat yang sangat berbahaya."

Berbahaya? Sampai beberapa hari, sebenarnya tak satu pun kesimpulan yang pasti bisa ditarik, apa yang menyebabkan ribuan ekor ikan menemui ajal. Sejumlah pejabat yang berwenang dikabarkan sudah turun ke lapangan, tapi belum ada sepotong pun kesimpulan perkiraan yang diumumkan.

Tak berarti tak ada tindakan. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Dr. Ketut Brata Punia, mengambil aksi cepat. Ia mengimbau penduduk agar tidak memakan ikan-ikan yang mengambang secara misterius itu. Ia mencemaskan keracunan merkuri. Ini tampaknya langkah sendirian. Sebab, Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Prof. A.A. Loeddin pejabat di atas Ketut Brata Punia, agaknya kurang sependapat. Ia mengemukakan perkiraannya: kematian ikan-ikan itu akibat pendinamitan, suatu usaha untuk menangkap ikan secara gampang.

Toh orang kebanyakan curiga pada pencemaran limbah industri. Harian Sinar Harapan, misalnya,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…