Munculnya Pakde, Tiga Bulan ... ; Dia Disangka Membunuh Dice
Edisi: 42/16 / Tanggal : 1986-12-13 / Halaman : 64 / Rubrik : KRI / Penulis :
SEORANG tersangka telah ditahan. Sejumlah desas-desus barangkali, bisa dihentikan. Tiga bulan setelah peristiwa pembunuhan bekas peragawati Dice Budimuljono yang penuh teka-teki itu, tak kurang Kapolda Metro Jaya sendiri, Senin pekan ini, memberikan keterangan pers. Kasus yang semula dianggap pembunuhan biasa, tapi yang kemudian menarik banyak perhatian, karena dugaan-dugaan adanya latar belakang asmara di belakangnya. Apalagi, kemudian, ada nama bekas pejabat tinggi disebut-sebut pula. Akhirnya, kata pihak kepolisian, sebuah antiklimaks.
"Saya berani mengambil kesimpulan dengan penuh keyakinan bahwa Siradjudin adalah pembunuh Dice, dengan latar belakang perdukunan," tutur Mayjen Pol Poedy Sjamsoedin, Kapolda itu, di Ruang PPKO, Polda Metro Jaya. Ia didampingi tim Kalibata, antara lain Letkol Pol Noegroho Djajoesman, Mayor Pol Adang Rismanto, Mayor Ronny Djokosuharso, dan Mayor Risman Hamid. Beberapa barang bukti disebutkan sebagai penguat keyakinannya, yakni senjata api kaliber 22, anak peluru, sidik jari pada mobil Honda Acord, pakaian, perhiasan, dan sepasang sandal milik korban. Sebuah konperensi yang ramai, terbuka, dan banyak pertanyaan. Bahkan para wartawan Ibu Kota diizinkan bertemu dan memotret tersangka, meski tak diperbolehkan mewawancarainya.
Keterangan Kapolda Mayjen Poedy Sjamsoedin
Kasus ini bisa terungkapkan karena tiga data awal: satu, Dice berangkat 8 September dengan tujuan "menagih utang"; dua, buku harian di hari-hari terakhir penuh dengan hitungan pelipatgandaan uang; dan tiga, sekitar awal Agustus, Dice meminjam uang yang diserahkan kepada seseorang. "Inilah yang dulu saya sebut titik terang." Dari data-data ini, polisi melacak jalannya uang itu.
Pada 5 Desember, polisi mendapat informasi bahwa Siradjudin alias Pakde alias Romo diperiksa Polsek Pasar Rebo, Jakarta Timur, sehubungan dengan sebuah kasus pembunuhan. Ia bukan orang baru dalam kasus Dice. Dia termasuk yang pagi-pagi kita mintai keterangan. Waktu itu Pakde dipanggil ke kantor polisi dalam kategori dukun yang sering dihubungi Dice. Barangkali saja pada Pakde dukun ini, Dice berkeluh kesah macam-macam, ya, misalnya soal cinta. Tapi di Pasar Rebo tidak ada kasus.
Ternyata, setelah kita selidiki, bukan di Pasar Rebo, melainkan di Cimanggis, Bogor. Sedang wanita bernama Endang mati terbunuh di Desa Harjamukti, Cimanggis, Bogor, pada 20 Oktober. Mulanya, yang diduga membunuh suaminya. Ternyata, banyak petunjuk yang membawa kemungkinan, Pakde pelaku kejahatan itu. Petunjuk itu adalah kapak, gesper, dan klise foto. Kapak dan gesper oleh beberapa saksi dikenali sebagai milik Pakde. Dan klise foto, setelah cetak, adalah gambar wajah Farid, anak kedua Pakde dari istri kedua Pakde. Di samping itu, beberapa…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…