Berebut Naik Biduk Cikeas

Edisi: 35/38 / Tanggal : 2009-10-25 / Halaman : 28 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wahyu Dhyatmika, Munawwaroh,


THEO Sambuaga dengan kepala yang dimiringkan ke kanan tekun mendengarkan Aburizal Bakrie yang berbisik serius di telinganya. Sesekali tangan Aburizal menepuk-nepuk punggung karibnya itu. Kamis tengah malam pekan lalu, dua petinggi Partai Golongan Karya itu berbincang lima menit di pintu gerbang Bravo Media Center, markas tim hubungan masyarakat pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono di Jalan Teuku Umar 51, Jakarta Pusat. Di sebelah mereka, mobil Aburizal berderum-derum, pintunya terbuka separuh.

Sedikit di belakang Aburizal, Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham, berjaket kuning cerah, menunggu dengan sikap takzim. Mereka bertiga, mewakili pengurus Beringin, baru saja menemui wakil presiden terpilih, Boediono. Malam itu Golkar resmi menandatangani kontrak politik dan bergabung dengan koalisi pendukung pemerintahan Yudhoyono.

Begitu terpilih dua pekan lalu dalam Musyawarah Nasional Golkar di Pekanbaru, Riau, Ical—panggilan akrab Aburizal—tak mau buang waktu, langsung membalikkan arah biduk partai. Padahal saat pembukaan acara, sang nakhoda sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla, masih keras berpidato meminta partainya tak minta-minta kekuasaan.

”Oke. Jadi begitu, ya,” kata Ical seraya menepuk punggung Theo, Ketua Komisi Pertahanan pada DPR lalu. Aburizal—masih menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di kabinet pertama Yudhoyono—lalu menoleh ke Idrus. ”Sampai besok,” katanya sambil mengangkat tangan lalu masuk ke mobil. Theo, kini Wakil Ketua Umum Golkar, dan Idrus menunggu sampai mobil pemilik kerajaan bisnis Bakrie itu melaju pergi. Wajah mereka berseri-seri.

”Bicara tentang apa, Pak?” tanya Tempo. Cep..., keduanya langsung bungkam. Beriringan, mereka melangkah cepat meninggalkan Bravo. ”Soal usulan menteri?” Tempo mengejar. Keduanya pura-pura tak mendengar, terus berlalu, setengah berlari, meninggalkan kerumunan jurnalis.

Sepanjang pekan lalu, mereka yang namanya disebut-sebut sebagai calon menteri memang mendadak alergi pada media. Theo dan Idrus, kabarnya, disodorkan Aburizal ke Cikeas sebagai calon Menteri Luar Negeri dan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Selain mengajukan mereka, Beringin disebut-sebut mengajukan nama Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad dan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Muladi. ”Wah, Anda yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…