Merandai Kata, Musik, Dan Rupa

Edisi: 37/38 / Tanggal : 2009-11-08 / Halaman : 71 / Rubrik : TER / Penulis : Kurie Suditomo , ,


KOPER tua itu ditemukan di kamar ayahnya yang baru wafat. Di dalamnya ada selembar pasfoto. Kecil, buram, hanya menampakkan raut wajah perempuan muda, tapi kuyu. Ia kemudian memaksa membangun kontak dengan sepasang mata yang tampak di wajah itu. ”Mata itu, mata Solo. Mata nenekku,” kata penyair Belanda Reggie Baay. Ada selembar surat di koper itu, yang mengutip nama sang nenek, singkat: Muinah, asal Solo-Jengkilung.

Kakek Reggie seorang Belanda totok. Semasa bertugas di Hindia Belanda, ia mengambil seorang perempuan muda menjadi gundiknya. Seorang anak lelaki lahir dari hubungan mereka. Kemudian kakeknya kembali ke Belanda. Si anak lelaki, berusia lima tahun, menurut hukum yang berlaku, dibawa serta. Surat itu adalah bukti penyerahan si anak dari ibunya kepada sang ayah. Tali kasih yang diputus, selama-lamanya.

Pasfoto dan surat itu menjadi inspirasi buku kumpulan cerpen De ogen van Solo (Mata Solo) karya Reggie, sang cucu, pada 2005. Isinya kisah-kisah migrasi dan ketercerabutan anak-anak Indo-Belanda yang dibawa paksa. Salah satunya dibacakan Reggie pada malam pertama Bienal Sastra Utan Kayu di Teater Salihara, Jakarta Selatan, 21 Oktober silam.

Perjumpaan hangat Reggie dan 30 sastrawan dalam dan luar negeri menerjemahkan tema Bienal kali ini, yakni merandai yang diartikan berpindah dari satu tempat ke tempat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…