Hikayat Bom Islam
Edisi: 05/17 / Tanggal : 1987-04-04 / Halaman : 16 / Rubrik : LN / Penulis :
APA hubungan senjata nuklir dengan agama? Ini, "Kaum Kristen, Yahudi, dan Hindu sudah membuatnya. Komunis telah memilikinya. Hanya Islam yang tidak mempunyainya. Tapi perimbangan kekuatan lagi berubah." Kata-kata ini dilontarkan PM Pakistan Zulfikar Ali Bhutto di tahun 1979. Bukan sekadar retorika. Bhutto melayangkan janji, Pakistan akan menjadi negara Islam pertama yang mampu membuat senjata nuklir, sebuah "Bom Islam".
Janji Bhutto kembali membahana awal Maret lalu. Ahli nuklir Pakistan Dr. Abdul Qadeer Khan mengungkapkan, "Kami sudah menyelesaikannya." Berita yang diembuskan wartawan India Kuldip Nayar itu membidas dan dunia pun geger. Pertanyaan menggema di seluruh penjuru dunia, "Benarkah Pakistan sudah memiliki bom nuklir?"
Tak segera ada ketegasan. Presiden Zia ul-Haq mula-mula menyangkal. "Kami tidak memiliki bom itu, dan kami tidak berniat membuatnya," kata Presiden. Namun dalam wawancara khusus dengan majalah Time minggu lalu, penyangkalan itu justru menimbulkan tanda tanya. "Saya tidak mengatakan kami tak mampu, ya, apa sulitnya membuat bom," jawab Zia, "saya mengatakan kami tak berniat membuatnya." Mana yang betul ?
Kuldip Nayar, wartawan India yang membocorkan rahasia nuklir Pakistan, tak bisa membuktikan kata-kata Khan karena ia tak diperkenankan merekam wawancaranya. "Tapi saya yakin Khan bermaksud mengirimkan pesan kepada India," kata wartawan senior yang tampaknya bersimpati pada Pakistan dan tiap tahun berkunjung ke Islamabad itu. "la tegas mengatakan, Pakistan akan menggunakan senjata nuklir dalam keadaan terancam," demikian Nayar.
Agaknya, ia tak berdusta. Khan misalnya menyinggung simulator pengetes daya ledak bom tanpa perlu melakukan peledakan yang sebenarnya. Ini laporan kemajuan terakhir teknologi nuklir Pakistan. Nayar tentu saja tak mungkin mengetahui hal-hal teknis yang secara tepat menunjukkan posisi nuklir Pakistan itu.
Banyak misteri di sekitar pertemuan Nayar-Khan yang berlangsung 70 menit di vila Khan itu. Mushahid Hussain, wartawan harian berbahasa Inggris Pakistan Muslim yang mengantar Nayar, telah mengundurkan diri dari tempat kerjanya dan menghilang sesudah penyangkalan Zia. Namun, Hussain adalah seorang wartawan terpandang dan kenal baik dengan komandan dinas rahasia Pakistan, Jenderal Akhtar Abdur Rahman. Timbul spekulasi, mungkin Nayar sengaja diundang pihak militer untuk bicara dengan Khan.
Ahli nuklir…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…