Aceh Di Tangan Siapa

Edisi: 07/17 / Tanggal : 1987-04-18 / Halaman : 16 / Rubrik : NAS / Penulis :


BEUREUGU melengking di Aceh, Sabtu lalu. Trompet perang khas tanah rencong itu bagai ditiup kubu PPP dan Golkar, ketika kedua kontestan berbareng melancarkan kampanye. Serambi Mekah bergoyang. Apalagi kedua kubu dikomandani panglima masing-masing: Naro dan Sudharmono.

Inilah pertama kalinya para pemimpin tertinggi PPP dan Golkar terjun bersamaan di medan yang sama. Pemilu-pemilu sebelumnya, prestasi Bintang (persisnya: Bulan-bintang, lalu Ka'bah) selalu lebih tinggi dari Beringin. Bagaimana kira-kira skor mendatang ?

"Saya yakin PPP tetap menang," ujar Naro. Sudharmono kelihatan tak kalah yakin, meski lebih berdiplomasi. "Golkar " katanya, "berusaha lebih sukses dari pemilu yang lalu."

TEMPO berusaha melacak lebih jauh pandangan, strategi, serta harapan PPP dan Golkar menghadapi pemilu di daerah istimewa yang satu ini. Bunga Surawijaya, Monaris Simangunsong dan Agus Basri berusaha mengorek Naro -- tapi bahkan di saat kampanye, Ketua Umum PPP itu masih saja merasa perlu hemat bicara. Ketua Umum Golkar Sudharmono, sebaliknya, menghabiskan waktu lebih dari 45 menit untuk menjawab pertanyaan A. Luqman. Berikut ini gabungan hasil wawancara dengan kedua tokoh itu:

Pada pemilu kali ini Bapak berdua bersaing ketat memperebutkan Aceh. Begitu pentingkah wilayah ini?
NARO (N): Aceh merupakan daerah prestisius bagi PPP. Kami menang tiap kali di sini. Bahkan di Sigli, PPP mendapat 80%.
SUDARMONO (S): Golkar belum pernah menang di Aceh. Kami hanya mendapat 36% suara pada pemilu yang lalu. Kali ini Golkar berusaha meraih sukses. Kalau di daerah lain bisa menang, mengapa di Aceh tidak? Mana ada orang kok senang kalah terus.
Golkar pernah menang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?