Ada Apa Dengan Langda
Edisi: 38/38 / Tanggal : 2009-11-15 / Halaman : 59 / Rubrik : IMZ / Penulis : Tjahjono Ep, ,
SUDAH seminggu lebih Otto Malyo terbaring lemas di dalam honai (rumah) miliknya yang berdebu dan pengap. Tulang-tulang kaki penduduk Distrik (Kecamatan) Langda, Kabupaten Yahukimo, Papua, ini bertonjolan; kulit kusam yang lama tak bersentuhan dengan air seperti membalut tulang-tulang itu.
Pria 50-an tahun itu berbaring di dekat perapian. Selembar handuk kumal dia pakai sebagai selimut penutup koteka. Tangan kanannya menahan kepala. Tubuhnya tergeletak begitu saja di lantai yang kusam oleh debu dan tanah. Barang-barang berserakan. Tak ada sapu atau kain pel. Pemiliknya tampak tak punya kesibukan kecuali bertahan hidup sejak masa sulit pangan melanda kawasan itu pada Juni 2009, hampir setengah tahun lalu.
Istrinya sejak pagi sudah meniti jalan setapak di antara tebing terjal untuk mencari kayu bakar dan sayur hutan. Ia baru akan pulang sore hari. Sepanjang hari Otto hanya terbaring. Ketika pada akhir Oktober lalu Tempo melongok ke dalam honai, secercah harga dirinya yang tersisa membuatnya bangkit. Wajahnya pucat, lengan kirinya berpegangan pada tiang penyangga honai. Sinar matanya lemah, bibirnya yang mengering dan pecah-pecah terkatup rapat.
âBapak ini (Otto) sudah seminggu sakit. Dia menahan lapar karena sekarang kampung ini gagal panen. Penduduk terpaksa makan sayur hutan,â kata Petrus Nabyal, penduduk asli.
Sejak Juni 2009, Otto dan penduduk Distrik Langda lainnya tidak makan ubi jalar karena tidak ada hasil panen ubi yang baik di semua ladang penduduk. Sebagai gantinya, penduduk Langda harus mencari sayur hutan di puncak-puncak gunung terjal. Beberapa minggu sebelumnya, penduduk Langda telah memakamkan sejumlah warga yang ditemukan terkulai tanpa nyawa di kebun mereka. Jasadnya diusung ke kampung dan dimakamkan di tanah pekuburan di lereng terjal di samping landasan pesawat.
Menurut Petrus, sejak Mei lalu jumlah penduduk yang meninggal di Distrik Langda mencapai 50-an orang. Kematian itu mereka kaitkan dengan masa Juni-Desember, yang mereka sebut musim gugur, masa ketika semua yang ditanam gugur dan tak berisi, entah karena cuaca atau kutukan. Petrus, yang lahir dan besar di situ, mengaku sesungguhnya penduduk terbiasa berhadapan dengan kondisi ini. âTapi tahun 2009 ini kami semua betul-betul gagal panen dan kelaparan,â katanya.
l l l
Dunia mengenal Machu Picchu sebagai negeri indah yang tersembunyi di balik pegunungan tinggi di Peru. Ribuan turis berkunjung ke tempat itu setiap tahunnya. Persis seperti Machu Picchu, Langda adalah dataran…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…