Willie, George, Dan Blues Yang Menyayat

Edisi: 39/38 / Tanggal : 2009-11-22 / Halaman : 63 / Rubrik : IMZ / Penulis : Idrus F. Shahab, ,


SI Buta Willie Johnson, jasnya hitam, gitarnya hitam, topinya hitam, sepatunya hitam, kulitnya hitam. Maka berbenturanlah ia dengan sang nasib, dan terkaparlah ia di ujung ring kehidupan yang tak berpihak kepadanya.

Ketidakberuntungan pertamanya dialami saat ia menginjak usia tujuh tahun. Waktu itu kedua orang tuanya berkelahi habis-habisan, hingga akhirnya tangan sang ibu menjangkau sesuatu untuk dihantamkan ke kepala suaminya. Kali ini perempuan yang amat dikasihinya itu melawan, tapi sayang sekali ia salah sasaran.

Benda tersebut menghantam bagian mata si kecil Willie yang berada di arena pertempuran itu. ”Cinta yang penuh perjuangan, ya,” begitu komentar Willie berpuluh tahun kemudian. Ia tertawa kecil, enteng dan tidak menyalahkan siapa-siapa.

Sejak itu Willie nyaris tak lagi bisa membedakan gelap dan terang, siang dan malam, dan sejak itu pula ia seakan membungkus hidupnya dengan sesuatu yang kelam. Banyak ketidakberun-tungan menimpanya, termasuk pneumonia yang mengakhiri hidupnya pada 1945. Tapi, dari semua ini, ia memiliki satu kekayaan yang hampir-hampir tak tertandingi hingga kini: caranya menyanyikan blues.

Willie, kulitnya hitam,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…