Tembok Berlin, Dua Puluh Tahun Kemudian

Edisi: 39/38 / Tanggal : 2009-11-22 / Halaman : 120 / Rubrik : INT / Penulis : Luky Setyarini , ,


Hujan tak menghalangi ribuan orang memadati kawasan Brandenburger Tor hingga Postdamerplatz di Berlin, Senin malam pekan lalu. Mereka berduyun-duyun datang memperingati 20 tahun runtuhnya tembok simbol kekuasaan tirani yang membelah Kota Berlin menjadi dua: Barat dan Timur. ”Runtuhnya Tembok Berlin adalah momen paling membahagiakan bagi rakyat Jerman,” kata Kanselir Angela Merkel dalam pidato sambutannya sambil berpayung.

Di tempat yang sama, 20 tahun lalu, Doro Herbst ingat betul bagaimana ribuan orang juga menyemut. ”Saya masih ingat ketika itu orang-orang membawa lilin menuju Tembok Berlin. Sangat mengharukan,” kata Herbst, wanita yang kini berusia 28 tahun dan bekerja di sebuah kafe di Bonn. Kala itu warga Berlin Timur seolah mendapat hadiah istimewa. Semua pintu perbatasan dibuka. Mereka bebas menyeberang ke Berlin Barat tanpa khawatir ditangkap.

Keangkeran tembok sepanjang 165 kilometer dan dibangun pada 13 Agustus 1961, yang memisahkan warga Berlin, itu pun akhirnya runtuh pada 9 November 1989 malam. ”Walaupun pintu perbatasan telah dibuka, ayah saya mengatakan, ’Ayo, tembok ini harus dinaiki. Ini merupakan saat bersejarah,’” ucap Herbst mengenang. Di Bronholmer Strasse, puluhan ribu warga Berlin Timur menaiki…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…