Pernyataan Prof. Darwin Karyadi
Edisi: 16/17 / Tanggal : 1987-06-20 / Halaman : 10 / Rubrik : KOM / Penulis :
Tatkala pada 1978 Don Hasman dan saya ke Nepal (bukan India), kami menjajaki rute ke Everest. Sasaran lain, kalau bisa, naik ke salah satu puncak dekatnya. Ini ternyata tak bisa, karena persiapan dan perlengkapan kurang - juga tak ada izin. Izin harus diurus sebelumnya dengan bayaran cukup mahal. Kalau tak sanggup membayar, ya, harus masuk penjara. Apalagi, waktu pergi uang pas-pasan, tak ada sponsor sama sekali yang ada, orang memberikan pinjaman kamera dengan puluhan rol film. Lagi pula, di Nepal tak ada kedutaan atau konsulat Indonesia. Ketinggian yang dicapai, 6.150 m, cuma dikira-kirakan saja, karena altimeter - yang pinjaman itu berukuran maksimum 6.000 m. Kami bisa mengatakan itu karena ada sadel antara Lindgren dan Lhotse setelah base camp, yang menurut Eric Shipton ketinggiannya 6.150 m. Sedangkan punggung yang kami daki lebih tinggi dari sadel itu, karena daerah di balik sadel rute menuju Western CWM, lembah ke puncak Everest, bisa kita lihat jelas.
Karena kami hanya mau melihat rute, masalah ketinggian, rasanya, tak relevan. Lagi pula, kalau mau terus mendaki ke mana? Nuptse lebih sulit…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kasus Bapindo: Mampukah Aparat Fair Play
1994-05-14Tanggapan pembaca tentang kasus bapindo (tempo, 23 april 1994, laporan utama). modus operandi skandal eddy…
IDT: Terhalangan oleh Beban Masyarakat
1994-05-14Kondisi ekonomi masyarakat desa di daerah gunungkidul, yogyakarta, memprihatinkan. aparat desa sering mengutip uang iuran…
Kasus Marsinah: Membahas Pendapat Prof. Muladi
1994-05-14Tanggapan pembaca atas tulisan "mahkamah agung dan kasus marsinah" (tempo, 26 maret 1994, kolom) tentang…