Mohamad Sulaiman Hidayat: Tak Ada Investasi Tanpa Insentif
Edisi: 41/38 / Tanggal : 2009-12-06 / Halaman : 169 / Rubrik : WAW / Penulis : Tim Wawancara, ,
KETIKA pemerintah sedang mengejar pertumbuhan ekonomi, angka angka ini sama sekali tak menghibur. Tahun 2009 masih menyisakan sebulan, tapi sudah bisa dipastikan target pertumbuhan industri tak tercapai.
Ketika kegiatan ekonomi lesu, pemerintah sebetulnya berharap sektor industri masih mampu tumbuh 2,5 persen. Namun, hingga akhir September lalu, industri hanya tumbuh 1,72 persen. Menteri Perindustrian yang belum genap dua bulan menjabat, Mohamad Sulaiman Hidayat, pun âmelempar handukâ. Dia memangkas target itu menjadi hanya 1,8 persen.
Beberapa sektor industri malah menunjukkan angka lebih suram. Industri tekstil dan alas kaki, misalnya, malah minus 0,76 persen. Logam dasar besi dan baja menyusut minus 7,19 persen, industri alat angkut dan mesin minus 5,35 persen.
Pekerjaan yang harus dituntaskan Hidayat sudah berderet. Apalagi, Januari nanti, perdagangan bebas ASEAN + Cina sudah dimulai. Sebagai pengusaha sekaligus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (jabatannya baru dilepas Januari nantiâRed.), Hidayat tentu sangat paham rupa rupa persoalan itu.
Kepada anak buahnya, dia juga sudah memberikan berbagai target dan indikator kinerja yang harus dikejar. âSaya bilang ke mereka, kalau indikator kinerja saya tidak jalan, saya akan digantung Presiden,â kata Hidayat, terbahak. âTapi, sebelum saya digantung, saya akan menggantung Anda dulu.â Pekan lalu, Hidayat berbincang lancar dengan Tempo di kantornya.
Sejak 1997, pertumbuhan industri terus melambat dan kontribusi ke PDB turun. Apa masalahnya?
Saya harus mengakui, pertumbuhÂan industri terus turun. Kami juga sudah mengoreksi target pertumbuhan industri, dari 2,5 persen menjadi 1,8 persen. Kendalanya banyak. Selain krisis global, investasi di bidang industri memang belum menarik. Pertama, masalah kepastian usaha dan hukum. Investasi industri selalu berjangka menengah dan panjang. Di industri agro, masalahnya kepastian kepemilikan lahan. Kedua, soal insentif. Beberapa industri ingin mendapatkan insentif pajak produk mereka yang akan diekspor.
Indonesia dikhawatirkan sedang menuju deindustrialisasi. Apa yang akan dilakukan pemerintah?
Kami sudah punya roadmap untuk lima tahun ke depan. Mulai industri besar, seperti semen, petrokimia, pupuk, hingga industri yang banyak menyerap tenaga kerja, misalnya tekstil, garmen, dan furnitur. Satu per satu akan saya teliti masalahnya. Hampir semua asosiasi akan saya undang. Saya di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…