Balibo Antara Film Dan Realita
Edisi: 42/38 / Tanggal : 2009-12-13 / Halaman : 128 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Kurie Suditomo, Wahyu Dhyatmika,, Nieke Indrietta
DENGAN celana denim hitam dan kaus biru pudar, hampir tak ada yang mengenali pria 62 tahun berperawakan kecil itu. Wajahnya mulai berkeriput, rambutnya menipis dan beruban. Dengan santai, dia duduk berselonjor di pojok ruang Teater Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis akhir pekan lalu, menanti dimulainya pemutaran film Balibo, yang mengisahkan kematian lima wartawan Australia di Timor Timur pada Oktober 1975.
Dia Kolonel (Purn.) Gatot Purwanto, mantan perwira Komando Pasukan Sandi Yudha (kini Kopassus), yang pernah bertugas lama di Timor Timur (kini Timor Leste). Posisi terakhirnya adalah Asisten Intelijen Komando Pelaksana Operasi di Timor Timur. Dia kehilangan jabatannya tatkala insiden Santa Cruz, Dili, meletus pada November 1991. Tak hanya kehilangan jabatan, dia juga diberhentikan dari dinas militer. Kepada Tempo, petang itu, dia mengaku ditegur koleganya saat berencana menonton Balibo. âBuat apa saksi pelaku menonton film tentang peristiwa yang dialaminya sendiri?â katanya sambil terkekeh.
Gatot memang ada di Balibo 34 tahun silam. Dengan sandi Tim Susi, dia dan puluhan tentara Indonesia masuk ke perbatasan Timor Portugis, menjelang invasi Indonesia ke bekas daerah koloni Portugis itu. âSaya waktu itu letnan satu, baru tiga tahun selesai pendidikan,â katanya. Komandan tim adalah Mayor Jenderal (Purn.) Yunus Yosfiah. âKami membantu partisan dari UDT dan Apodeti,â katanya. UDT dan Apodeti adalah dua partai di Timor yang waktu itu pro-Indonesia. Bersama mereka ada sekitar seratus milisi prointegrasi.
Ketika film dimulai, Gatot dengan cepat mengenali lokasi-lokasi yang menjadi latar film. âItu bekas gedung Departemen Keuangan,â katanya di adegan pembukaan. Gatot yang fasih berbahasa Tetum juga bisa memahami percakapan dengan bahasa lokal Timor itu. Kepalanya langsung menggeleng-geleng ketika film masuk ke adegan soal ideologi Fretilin, partai kiri yang ingin Timor merdeka. âMereka itu komunis,â katanya yakin. Saat adegan aktor utama film itu ditembaki di hutan oleh helikopter Indonesia, Gatot juga cepat-cepat menggeleng sambil bergumam, âTidak benar itu.â
Namun, ketika film memasuki adegan utama pembunuhan kelima wartawan kulit putih, Gatot melongo. Pandangannya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…