Pisau Tumpul ’mafia Berkeley’

Edisi: 43/38 / Tanggal : 2009-12-20 / Halaman : 64 / Rubrik : MEM / Penulis : Tim Memoar, ,


Saya lahir di Lahat, Sumatera Selatan, pada 8 Juni 1930, sebagai anak keenam dari tujuh bersaudara. Almarhum ayah saya, Baay Salim, bekerja di Departemen Pekerjaan Umum. Beliau adik kandung Haji Agus Salim. Semasa kecil, kami sering berpindah tempat tinggal, terutama di kota-kota kecil, karena ayah saya bekerja meng­urus irigasi dan jalan.

Saya mempelajari ekonomi sejak perang kemerdekaan. Saat itu saya duduk di bangku sekolah menengah atas di Bogor, Jawa Barat. Divisi Siliwangi melakukan mobilisasi pelajar, termasuk saya. Tugas saya mengurus logistik divisi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Saya harus mendapat bahan pa­ngan dan mengangkutnya dari satu tempat ke tempat lain. Jadi tugas saya merupakan perpaduan logistik pangan dan perencanaan lalu lintas. Persinggungan dengan masalah ini mempengaruhi keputusan saya mempelajari ekonomi selepas sekolah.

Pada 1951, saya mendaftarkan diri ke Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Indonesia. Ketika fakultas ekonomi didirikan, saya segera pindah. Waktu itu saya pilih ekonomi pembangunan. Karena saya melihat peran penting pembangunan dalam ekonomi. Pengalaman di desa menunjukkan, bila rakyat tahu kau memperjuangkan mereka, mereka akan pro-kamu.

Semasa kuliah saya aktif dalam kegiatan mahasiswa. Saya menjabat ketua dewan mahasiswa. Posisi ini memberi saya kesempatan berkenalan dengan Wakil Presiden Muhammad Hatta. Selama satu setengah tahun sebelum lengser, Hatta mengorganisasi kelompok diskusi mahasiswa setiap Rabu petang di kediaman dinasnya. Pertemuan ini untuk menajamkan logika kami. Selain itu beliau, mendidik kami loyal pada negara.

Yang paling berkesan saat beliau memberi tahu kami akan mundur dari kursi wakil presiden sebelum mengumumkan kepada publik. Kami ka­get. Beliau sudah merasa tak cocok dengan Bung…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05

Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya

K
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28

Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…

A
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09

Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…