Gatot Purwanto: Kami Saat Itu Serba Salah
Edisi: 42/38 / Tanggal : 2009-12-13 / Halaman : 132 / Rubrik : WAW / Penulis : Arif Zulkifli, Wahyu Dyatmika, Sunudyantoro
TIMOR Leste dan Kolonel (Purnawirawan) Gatot Purwanto, 62 tahun, adalah dua cerita yang berkelindan. Mantan perwira Komando Pasukan Khusus ini bisa dikatakan selalu ada dalam rangkaian peristiwa berdarah di bekas provinsi ke-27 Indonesia itu. Sejak awal karier kemiliterannya, Gatot sudah bersentuhan dengan Bumi Loro Sae. Tragisnya, pengabdiannya pun berakhir di sana.
Pada awal invasi Indonesia ke Timor Timur pada 1974-1975, Gatot bolak-balik masuk Timor Portugis, menyamar sebagai penjual bahan makanan. Wajahnya yang mirip peranakan Tionghoa, perawakannya yang ramping, dan pembawaannya yang menyenangkan, membuatnya mudah menyelinap ke mana saja. âSaya dipanggil Aseng di sana,â katanya tertawa.
Di dalam wilayah Timor, dia wira-wiri menjalin kontak dengan kekuatan politik lokal dan mengumpulkan informasi intelijen. Dia satu-satunya perwira Indonesia yang bisa masuk ke sarang Fretilin di dalam hutan, dan berbicara langsung dengan pemimpin gerilyawan Xanana Gusmao.
Peristiwa Santa Cruz, 12 November 1991, mengakhiri kariernya yang cemerlang. Sebagai Asisten Intelijen Komando Pelaksana Operasi (Kolakops) Timor Timur, dia dinilai turut bertanggung jawab atas kegagalan militer mengantisipasi demonstrasi yang berubah rusuh kala itu. Tentara Indonesia dituduh menembak massa dengan membabi buta, menewaskan lebih dari seratus orang. Gara-gara insiden itu, Gatot diberhentikan dari dinas militer.
Salah satu peristiwa berdarah yang membekas di ingatannya adalah penyerbuan Balibo. Gatot, yang berpangkat letnan satu ketika itu, menyaksikan bagaimana lima jurnalis dari Channel 7 dan Channel 9: Greg Shackleton, Tony Stewart, Gary Cunningham, Brian Peters, dan Malcolm Rennie, ditangkap dan ditembak.
Kelima wartawan itu tengah meliput penyerbuan pasukan gabungan UDT dan Apodetiâdua partai rival Fretilin saat ituâyang dibantu tentara Indonesia, ke Balibo, pada Oktober 1975. âNasib saya kok selalu terlibat dalam peristiwa berdarah di Timor Timur,â kata Gatot, setengah menyesal.
Akhir pekan lalu, setelah menonton film Balibo karya sutradara Robert Connoly, di Teater Utan Kayu, Jakarta Timur, Gatot memberikan kesaksiannya tentang peristiwa itu kepada Arif Zulkifli, Wahyu Dyatmika, Sunudyantoro, Yophiandi, dan Agus Supriyanto dari Tempo.
Anda ada di Balibo tatkala kelima wartawan Australia tewas tertembak. Apa yang terjadi?
Pertempuran saat itu belum selesai. Memang sudah agak mereda, tapi masih ada tembakan sesekali. Di pinggiran Kota Balibo, dekat gereja, sedikit di atas bukit,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…