Tika And The Dissidents, Di Antara Menjaga Kedai Dan Nina Simone

Edisi: 45/38 / Tanggal : 2010-01-03 / Halaman : 64 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Tim Lapsus, ,


DI kedai kopinya yang—kebetulan—dinamai Kedai, sebuah bangunan besar bercat kelabu, merah muda, dan merah di tepi jalan tak jauh dari Kemang, Jakarta Selatan, Tika duduk rileks di salah satu sudut. Suasana di ruang itu hangat dan akrab, seperti di rumah, siapa saja boleh datang sore itu atau di hari-hari lain; beberapa orang duduk mengobrol atau mengetik di laptop. ”Salah satu pekerjaan saya: menjaga tempat ini,” kata Tika.

Salah satu. Sebab, ada profesi lain yang dia tekuni, yang tahun ini memberinya ”begitu banyak berkah”: sebagai penyanyi-penulis lagu. Pilihan karier ini, bagi perempuan kelahiran Jakarta 29 tahun lalu itu, tak akan pernah bisa ditinggalkan. Kata-kata berikut dia ucapkan dengan tekanan: ”Saya tidak bisa hidup tanpa musik.”

Senang menyanyi sejak kecil, Tika (nama panjangnya Kartika Jahja) memutuskan serius bermusik pada 1999, ketika baru masuk kuliah di Art Institute of Seattle, Amerika Serikat. Kini, dengan pengalaman bermusik lintas genre, boleh dibilang dia punya bekal lengkap. ”Dia bisa mengubah-ubah gaya bernyanyinya, sesuai lagu,” kata pengamat musik Denny Sakrie.

Sebagai penyanyi, Tika mengidolakan Nina Simone—walau kemudian dia…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…