Terkenang Wasiat Di Pelabuhan Ratu
Edisi: 49/38 / Tanggal : 2010-01-31 / Halaman : 40 / Rubrik : NAS / Penulis : Dwidjo U. Maksum, Rofiqi Hasan , Ahmad Fikri
GURUH Sukarno Putra kini berpaling kepada batu karang. Lo? âPara petinggi partai gusar, tak ingin kenyamanannya terganggu,â kata putra bungsu Presiden Soekarno itu di kediamannya di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Kamis pekan lalu. âHanya pada batu karang saya tambatkan kekuatan.â
Menjelang Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, April tahun ini, Guruh rupanya risau hatinya. Niatnya mencalonkan diri sebagai ketua umum partai bak melempar batu ke lubuk. Sabtu dua pekan lalu, memang ratusan simpatisan dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung berhimpun dalam acara di rumahnya itu.
Tapi, nah: pernyataan bahwa dia mengantongi restu kakak-kakaknya menuai kritik. âSaya dianggap mencatut nama Mbak Ega,â katanya, merujuk Megawati Soekarnoputri. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Politik Tjahjo Kumolo langsung menjelaskan, âBu Mega tak pernah memberikan restu kepada siapa pun sebagai calon ketua umum.â
Agnita Singedekane, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Eksternal, melihat Guruh punya kemampuan. Namun bakatnya lebih ke seni dalam arti sesungguhnya, bukan seni politik. âMbak Mega sangat menyayangi Mas Guruh, dan tak mungkin menghalangi keinginan luhur Mas Guruh,â kata Agnita. âTapi, soal partai, beliau menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme.â
Akhirnya, Guruh…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?