Mohammed El-baradei: Akar Masalahnya Palestina, Bukan Iran
Edisi: 49/38 / Tanggal : 2010-01-31 / Halaman : 149 / Rubrik : WAW / Penulis : TIM Wawancara, ,
SELAMA dua belas tahun Mohammed Mostafa el-Baradei menyedot perhatian dunia. Sebagai Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency, IAEA), dia mengunjungi kilang di berbagai belahan dunia yang dicurigai menjadi tempat produksi senjata nuklir. Dia juga tampil di berbagai seminar dan aktif menyuarakan pentingnya dunia yang bebas dari ancaman nuklir.
Kepiawaiannya berdiplomasi membuat negara anggota badan dunia itu puas dan mempercayainya memegang posisi penting tersebut selama dua periode, sejak 1997 sampai 2009. Pakar hukum internasional dari Mesir ini dinilai cermat dan adil. Dia tak cuma menyampaikan pandangan negara Barat yang mendominasi kekuatan nuklir dunia, tapi juga menyuarakan kepentingan Asia dan Timur Tengah.
Tak mengherankan bila El-Baradei mampu mengajak Iran duduk di meja perundingan. Di sana dibicarakan persoalan pengayaan uranium yang dilakukan negeri para mullah itu. Amerika Serikat dan negara Barat lain menuduh Iran ingin membuat senjata nuklir. Sebaliknya Iran berkukuh nuklir itu akan digunakan untuk kebutuhan medis.
Dengan lincah pria yang mendapat julukan Paus Nuklir itu mengajukan kerangka fuel assurance supply untuk mencapai win-win solution dalam soal nuklir Iran. Negeri para mullah itu, antara lain, diminta mengirim uraniumnya untuk diproses di Rusia dan Prancis. âIran mesti meyakinkan dunia bahwa nuklir itu memang untuk keperluan medis,â ujarnya kepada Tempo lewat sambungan internasional.
Pembicaraan itu memang belum mencapai titik temu. âIni soal melihat siapa yang pertama kali berkedip (menunjukkan siapa yang lebih kuat bernegosiasi),â katanya dari rumahnya di Wina, Austria. Seraya terus mengamati perkembangan perundingan itu, dia kini mengisi hari dengan mendengarkan musik klasik, jazz, dan merawat koleksi barang antiknya, serta bermain golf. Berikut ini petikan wawancara dengan El-Baradei, yang dilakukan lewat sambungan telepon.
Mengapa pembicaraan tentang nuklir antara Iran dan Barat begitu lama?
Iran adalah isu khusus di IAEA. Iran adalah gejala dari masalah yang sedang kita hadapi. Ketika mengembangkan pengayaan uraniumnya, Iran tak memberi tahu prosesnya ke IAEA. Ini membuat prihatin banyak negara. Sebab, meski Iran beralasan nuklir itu untuk tujuan damai (kebutuhan medis), masyarakat internasional curiga ada sisi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…