Bisnis Baru: Tv Swasta ; Seperti Kata Bagio, Ini Rezeki
Edisi: 38/17 / Tanggal : 1987-11-21 / Halaman : 90 / Rubrik : MD / Penulis :
MUNGKIN Anda sudah lupa si tukang sado. Ia sudah 6 tahun tak muncul di layar TVRI Anda. Lambang siaran iklan itu hilang, bersama dihapuskannya adpertensi dari siaran televisi yang menjangkau ke mana-mana itu. Tapi jika Anda kangen pada siaran jenis ini -- yang antara lain menampilkan Ateng sebagai koboi dan S. Bagio sebagai penjual bakso -- sabarlah. Menteri Penerangan Harmoko telah membuka sebuah pintu untuk itu di televisi.
Tapi jangan salah paham, yang bakal menyiarkannya sebuah televisi milik swasta yang pertama dalam sejarah Indonesia. Sekaligus, itu adalah calon pesaing bagi siaran milik pemerintah sendiri: TVRI, yang selama seperempat abad mengudara sendiri.
Yang ditunjuk pemerintah untuk mengelola siaran swasta itu adalah PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) -- satu-satunya perusahaan, kata Menteri Harmoko, yang secara resmi mengajukan permohonan izin pengelolaan Saluran Siaran Terbatas (SST) -- dan dikabulkan.
Agaknya keputusan itu datang teramat pagi -- walaupun di kalangan periklanan, sudah banyak yang mengendus akan datangnya siaran televisi swasta itu. Sang SST akan mengudara September 1988, kurang dari 12 bulan lagi, tapi persiapan tampaknya masih di tahap paling awal. "Saat ini, kami masih melakukan studi kelayakan, dan itu belum selesai," kata Bambang Trihatmojo di sela-sela kesibukannya mengikuti Munas Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan ABRI (FKPPI) di Magelang, minggu lalu.
Karena itu, Bambang Trihatmojo, pimpinan grup Bimantara, yang membawahkan RCTI, mengatakan belum bisa bercerita banyak soal SST. Yang jelas, penetapan Jakarta dan sekitarnya sebagai daerah siaran SST, katanya, bersifat sementara -- sebagai uji coba. Kalau nanti berkembang, SST bisa diperluas ke daerah lain. "Pengelolanya tidak harus PT Rajawali," katanya.
Tidak harus RCTI, memang. Karena pemegang wewenang untuk menyelenggarakan SST, menurut SK Menpen yang dikeluarkan Oktober lalu, adalah Yayasan Televisi RI, dan boleh menunjuk pihak lain sebagai pelaksana. Mengapa bukan Yayasan Televisi RI langsung sebagai pengelola SST? "Investasi bikin SST itu puluhan milyar," kata Harmoko. Ia menambahkan pengeluaran untuk keperluan peralatan stasiun TVRI Bandung saja, yang jauh lebih kecil dibandingkan kebutuhan stasiun pemancar SST, sudah US$ 14,5 juta.
Adanya sebuah stasiun TV swasta sebetulnya sudah lama diinginkan penonton. Lebih-lebih sejak TVRI tak lagi menayangkan siaran iklan, terhitung 1 April 1981, yang membuat banyak siaran, terutama pertandingan olah raga dan peristiwa-peristiwa penting di luar negeri, tak terliput, karena kekurangan dana. Dana…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Televisi dan Bahasa Isyarat
1994-05-14Dengan siaran berita dalam bahasa isyarat, dua stasiun televisi mengukir jasa untuk tunarungu. tapi yang…
"Diabetes" dan Pasien Diabetes
1994-05-14Tirasnya 5.000 eksemplar, pasarnya 3 juta orang, dan pengasuhnya para dokter spesialis kencing manis. isinya:…
Karena Foto atau 20% Saham?
1994-04-16Setelah ada teguran dan cekcok foto, pemimpin redaksi dan beberapa wartawan harian merdeka dikenai phk.…