Adeus Jogo Bonito
Edisi: 52/38 / Tanggal : 2010-02-21 / Halaman : 86 / Rubrik : OR / Penulis : Irfan Budiman , ,
SETELAH meraung-raung di udara, helikopter itu nemplok di atas rumput stadion milik klub Santos. Pele, pemain sepak bola legendaris Brasil, turun lebih dulu, lalu menjemput Robinho, 27 tahun, yang keluar dari pintu lain. Saat dua sosok ini muncul, ribuan pendukung klub itu pun bersorak. Bintang telah datang. Pesta pun berlanjut.
Pesta sambutan yang diselenggarakan akhir Januari itu sebenarnya amat berlebihan. Robinho terpaksa pulang kampung karena kariernya di Eropa melempem. Dia gagal di Real Madrid dan Manchester City. Permainannya seperti sayur basi. Layu dan bikin mulas. Padahal dia dibeli dengan harga mahal, yakni 32 juta pound sterling.
Robinho berkukuh, dia tidak bermain buruk, tapi dia tak cocok dengan gaya manajer di sana. Dia merengek minta pulang. Beruntung, dengan status pinjaman selama enam bulan, dia mampir di Santos. Target Robinho jelas. Dia ingin dilirik Dunga, sang pelatih kepala. Di Inggris, dia akan banyak duduk di bangku cadangan. Sedangkan waktu kian mepet. Piala Dunia akan digelar Juni kelak.
Mencuri perhatian Carlos Caetano Bledorn Verri alias Dunga menjadi harapan para…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…