Semua Orang Adalah Seniman, Katanya

Edisi: 01/39 / Tanggal : 2010-03-07 / Halaman : 75 / Rubrik : SR / Penulis : Bambang Bujono, ,

GOD, dengan huruf kapital, tinggi enam meter, lebar tiap huruf pun enam meter, dipajang mencolok di depan Galeri Nasional Indonesia. Pajangan berwarna oranye yang ”dihiasi” beberapa boneka hitam seukuran manusia ini tampaknya dipertaruhkan menjadi daya tarik kegiatan yang sedang dilangsungkan: pameran seni rupa yang dinamai Jakarta Art Movement, berakhir Ahad pekan lalu.

Yang segera terasa begitu memasuki ruang pameran adalah keriuhrendahan suasana. Di ruang depan sisi kiri, sebuah instalasi terdiri atas susunan kaca warna-warni, berbentuk segitiga-segitiga, terasa tajam mengancam. Adapun di kanan, beberapa boneka hitam teronggok.

Di lantai ruang ini dihamparkan sebuah lukisan lembah dan bukit. Digelar di lantai sedemikian rupa, sehingga mau tak mau pengunjung harus menginjak-injak lukisan ini bila memasuki ruang tengah. Di dinding dipasang foto seorang perempuan seolah berlari di lukisan itu. Dan tampak ia seperti berlarian di antara lembah dan bukit. Namun pada kenyataannya ilusi itu tak terasa benar; mungkin ini masalah teknis: lukisan yang sudah begitu lebar dan digarap dengan teknik ”ilusi tiga dimensi” tersebut tak cukup menguasai ruang pameran.

Memasuki ruang berikut gemuruh tepuk tangan menyambut. Gemuruh ini datang dari karya instalasi berjudul The Applause. Dua puluh pasang tangan dari seng(?) disusun empat baris-empat baris pada kotak merah jambu. Di depan, dipajang di kotak merah jambu juga, ditaruh sebuah monitor yang menyajikan gambar-gambar: dari sosok orang sampai rekaman kegiatan. Tampaknya tepuk 20 pasang tangan, yang digerakkan oleh mesin di baliknya, itu dimaksudkan sebagai…

Keywords: -

---

Foto Terkait