Tata Niaga Tanpa Perniagaan

Edisi: 24/21 / Tanggal : 1991-08-10 / Halaman : 88 / Rubrik : EB / Penulis :


Harga cengkeh jatuh, para petani panik. Di Sulawesi Utara BPPC menjatah
pembelian, di Jawa Timur menolak, dan di Sumatera Barat menunda.

; PEMBENTUKAN BPPC telah memporak-porandakan tata niaga cengkeh yang lama, tapi
para petani tak kunjung menikmati berkah dari tataniaga baru. Jadi, rezeki itu
tersangkut di mana? Untuk mengusut misteri rezeki, dua petani dari Toli-Toli
(Sulawesi Tengah) memutuskan berkunjung ke DPR di Jakarta, Senin pekan lalu.

; Di hadapan sejumlah wakil rakyat, mereka memaparkan pahit getir kehidupan
petani cengkeh. Lukman Umar dan Abdul Gani Sikki -- demikian nama petani dari
Toli-Toli itu -- melaporkan bahwa banyak petani cengkeh di sana terpaksa
menjual cengkeh dengan harga Rp 4.000 sekilo. Ini bukan harga BPPC, tapi harga
tengkulak.

; Di Sulawesi Utara, provinsi yang kabarnya lebih banyak diakrabi oleh BPPC,
harga cengkeh malah terbanting ke Rp 3.500 per kg. Kejatuhan harga ini bukan
semata-mata karena panen raya -- tahun ini diperkirakan mencapai 20 ribu ton.
Tapi juga lantaran keterbatasan dana BPPC yang diduga hanya mampu membeli
seperempat bagian dari seluruh hasil panen tersebut.

; Syahdan, di Sulawesi Utara, ada 168 KUD yang resmi ditunjuk untuk melancarkan
tata niaga cengkeh yang baru. Oleh BPPC, tiap KUD diberi jatah menjual ke
BPPC, maksimal hanya enam ton setiap bulannya. Bahkan,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…