Dihantam Harga Bahan Pokok

Edisi: 02/39 / Tanggal : 2010-03-14 / Halaman : 62 / Rubrik : SUR / Penulis : TIM Survei Ekonomi., ,


INDEKS kepercayaan konsumen menyusut selama enam bulan terakhir. Pemicunya adalah kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok dan makanan jadi. Harga beras dan gula, misalnya, yang merangkak naik sejak menjelang Lebaran tahun lalu, hingga kini belum kunjung turun. Untuk urusan gula, produksi nasional memang sedang seret. Pemerintah berusaha mengguyur pasar dengan gula impor. Nyatanya, hal itu tak membikin harga terkoreksi. Hal ini tentu mendorong peningkatan laju inflasi tahunan pada Januari 2010 berada di level 4,43 persen.

Optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian juga tergerus. Hal itu ditunjukkan oleh turunnya indeks saat ini. Hal serupa terjadi pula pada indeks ekspektasi yang menggambarkan ekspektasi rumah tangga terhadap ekonomi di masa depan. Kondisi ini membuat proporsi konsumen yang berencana membeli barang tahan lama (durable goods) pada enam bulan mendatang berpotensi turun.

Indeks Kepercayaan Konsumen
Tertekan Kenaikan Harga Pangan

Naiknya harga bahan pangan dan makanan jadi sangat dirasakan oleh masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Indeks kepercayaan konsumen kelompok masyarakat berpendapatan kurang dari Rp 500 ribu per bulan anjlok 13,4 persen, indeks masyarakat berpendapatan Rp 500-700 ribu per bulan pun turun 10,8 persen. Begitu pula untuk kelompok masyarakat berpenghasilan lebih dari Rp 1,5 juta per bulan yang melemah 4,5 persen.

Ke depan, kenaikan harga bahan pangan harus diwaspadai, terutama pada bulan-bulan puasa, Lebaran, dan akhir tahun. Sebab, dampak kenaikan harga tersebut cukup besar terhadap indeks kepercayaan konsumen dan pada akhirnya pada kepercayaan terhadap perekonomi-an. Kegagalan mengendalikan harga pangan bisa berdampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian.

Indeks Kepercayaan Konsumen:

Indeks ini disusun berdasarkan survei terhadap 1.700 rumah tangga Indonesia di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Survei ini menggunakan metode wawancara tatap muka. Sampel dipilih dengan metodologi statistik tertentu sehingga dapat mewakili populasi.

Dalam survei ini responden diminta menilai kondisi perekonomian lokal ataupun nasional pendapatan rumah tangga, dan ketersediaan lapangan kerja. Dalam setiap pertanyaan, konsumen dapat menjawab "optimistis" atau "pesimistis", misalnya terhadap kondisi ekonomi sekarang. Interpretasi indeks…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Masih Terganjal Bahan Pokok
2007-12-02

Denyut perekonomian indonesia sepanjang triwulan ketiga yang lalu terus membaik. para pemimpin teras perusahaan juga…

Y
Yang Miskin Kian Tertinggal
2007-12-02

ekonomi indonesia triwulan iii 2007

T
Tumbuh Bersama Sejumlah Risiko
2008-06-08

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama bisa jadi mengejutkan sejumlah kalangan. di tengah badai harga minyak…