Dua Wajah San Keuw Jong

Edisi: 04/39 / Tanggal : 2010-03-28 / Halaman : 53 / Rubrik : IMZ / Penulis : Bina Bektiati, ,


Untuk pertama kalinya, Festival Cap Go Meh dirayakan secara nasional. Singkawang, Kota Seribu Kelenteng di Kalimantan Barat, menjadi tuan rumah. Direntang dari Jakarta, perayaan itu berpuncak di Singkawang pada awal Maret lalu. Jalanan disulap menjadi arena pawai lampion dan tatung, serta kue keranjang serba raksasa. Para anak rantau yang sukses mengurun dana Rp 3 miliar lebih dari kantong pribadi untuk pesta raya ini.

Toh, San Keuw Jong—nama Cina Singkawang—juga punya ”halaman belakang” riuh dan kelam, yang dipadati keturunan etnis Cina yang terusir sejak Gerakan 30 September 1965. Mereka seolah lumpuh dalam pasungan; miskin, minim pendidikan, dan jadi korban trafficking. Wartawan Tempo Bina Bektiati berkunjung ke kota itu awal Maret lalu dan merekam sepasang wajah Singkawang.

PERINGATAN Cap Go Meh tahun ini sangat istimewa bagi keluarga Thjia. Untuk pertama kali, sekitar 200 sanak kadang keturunan Thjia—keluarga Cina tertua di Singkawang—berkumpul di rumah keluarga besar yang sudah ada sejak 100 tahun silam. Begitu banyak anggota keluarga yang pulang kampung meramaikan suasana tiga rumah besar bergaya Cina-Melayu yang terletak di kawasan tua Kota Singkawang itu. Laki-laki tertua yang kini menjadi pemimpin keluarga, Thjia Thiam Piang, 67 tahun, mengaku senang dengan reuni keluarga besar Thjia yang paling akbar seumur hidupnya tersebut.

Piang adalah orang tua berwajah sederhana. Tidak seperti keturunan Tionghoa yang berkulit kuning, kulit Piang hitam. Dia tidak pernah bersekolah. Bahasa Indonesianya sangat terbatas, sehingga keponakannya, Thjia Khun Kin, harus menerjemahkan kepada Tempo perkataannya dalam bahasa Khe—dari dialek Hokkian—ke Indonesia.

Tapi, melihat mimik Piang ketika bercerita tentang kondisi sekarang tampak kepuasan di wajahnya. Dia dan keluarga besarnya di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…