Keberhasilan Kaum Perantau

Edisi: 04/39 / Tanggal : 2010-03-28 / Halaman : 58 / Rubrik : IMZ / Penulis : Bina Bektiati, ,


WARUNG Kopi Tiam Nikmat penuh pengunjung selama Imlek dan Cap Go Meh tahun ini. Maklum, banyak orang Singkawang yang selama bertahun-tahun merantau datang kembali ke kampung halaman mereka. Tidak hanya untuk merayakan kedua hari raya itu, tapi juga menjadi panitia Festival Cap Go Meh terbesar selama ini. Jadilah mereka rapat atau sekadar hang out di tempat-tempat makan dan minum favorit. Nah, salah satu tempat kongko mereka adalah Warung Kopi Nikmat yang terletak di sebuah bangunan bergaya Melayu-Cina di pusat Kota Singkawang, tak jauh dari Kelenteng atau Pe Kong Bumi Raya.

Dari pagi—sekitar pukul tujuh—hingga malam, sejak Imlek pertengahan Februari lalu hingga perayaan Cap Go Meh dua pekan kemudian, bangku-bangku kayu itu tak pernah sepi tamu. Selain kopi khas Singkawang—yang dibuat di teko berwarna tembaga dengan moncong pipa panjang—disajikan penganan buatan sendiri, seperti roti panggang isi srikaya, sus, keik jagung, dan telur ayam kampung setengah matang. Suasana dan sajian di Kopi Tiam Nikmat inilah yang mengobati rindu para perantau Cina Singkawang bila pulang kampung. Menurut Nusantyo Setiadi, salah satu ujung tombak panitia perayaan Cap Go Meh, pada hari-hari biasa Kopi Tiam Nikmat tidak seramai ini. Pengunjung sehari-hari justru lebih banyak dari etnis Melayu di Singkawang.

Tidak hanya Kopi Tiam Nikmat yang dijadikan ajang berkumpul dan bernostalgia. Banyak tempat kuliner lainnya yang juga menjadi sasaran klangenan,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…