Kings Of Leon Di Gurun Yudea

Edisi: 05/39 / Tanggal : 2010-04-04 / Halaman : 57 / Rubrik : IMZ / Penulis : Purwanto Setiadi, ,


Pompa bensin di Almog itu bagaikan oasis di tengah gurun. Lokasinya sekitar 10 kilometer dari King Hussein Bridge (atau Allenby Bridge), yang menghubungkan Tepi Barat di bawah Israel dengan Yordania. Fasilitas di lingkungan tandus Gurun Yudea ini merangkap sebagai tempat peristirahatan. Selain pompa bensin, ada kedai kopi, minimarket, toko penjual kosmetik berbahan khas lumpur Laut Mati, juga arena bermain anak anak; di dekat jalan masuk dua ekor unta di­tambatkan. Di emperan bangunan utama digelar lapak kebab, suvenir, serta buah dan makanan khas setempat.

Menjelang tengah hari yang terik orang mulai butuh pengganjal perut dan keperluan lain di tengah perjalanan. Dan pompa bensin itu luar biasa sibuk. Kedai kopi, toko penjual kosmetik, minimarket, juga penjaja kebab di emperan, semua harus melayani pembeli yang silih berganti. Dari tiang bubungan, pengeras suara stereo menyelinapkan Kings of Leon, band rock pemenang Grammy Award dari Nashville, Amerika Serikat, yang ­meratap dalam irama reggae dengan Sex on Fire....

”Wow... menyenangkan bisa mendengar lagu ini di sini,” kata Noam, anak muda yang kebetulan mampir untuk menggunakan toilet dan mencari kopi. ”Rasanya bebas.”

Dia sudah bergegas kembali ke dalam mobil yang ditumpanginya sebelum sempat menjelaskan maksudnya. Tapi, sebenarnya, siapa pun akan bisa menafsirkan kata ”bebas” itu. Hanya satu: tak ada penjagaan ketat (paling tidak yang terlihat berseragam), tiada ketegangan, serta orang dari berbagai kalangan dan kelompok bisa berbaur tanpa hambatan apa pun.

Atmosfer di pompa bensin itu—sebuah kehidupan normal di negara yang dalam keadaan berperang sejak dideklarasikan—sesungguhnya bisa dira­sa­kan di banyak tempat di Israel, sepanjang jauh dari titik titik yang eksplosif. Di perbatasan, ekspektasi orang sebenarnya bisa saja lain. Tapi pompa bensin itu ”hanya” dekat dengan perbatasan Yordania, yang sejak 1994 sudah berbaik baik dengan Israel.

Dalam kenyataannya, King Hussein Bridge merupakan jalur hilir mudik orang yang terhitung sibuk antara Israel dan Yordania. Jembatan ini merupakan satu dari tiga pintu perbatasan yang ada. Banyak turus yang melin­tasinya. Biasanya mereka menumpang sherut (taksi atau minibus) atau kendaraan carteran, dari Damascus Gate di Muslim Quarter, kawasan Kota Tua, Yerusalem, atau beberapa tempat dan hotel di Amman. Tujuan utama mereka biasanya Yerusalem, mampir sebentar di Laut Mati tak jauh dari situ. Lama perjalanan sekitar enam jam.

King Hussein Bridge populer di kalangan pelancong. Di sinilah orang bisa menghindari ”stigma stempel Israel”—stempel imigrasi pada paspor tanda adanya kunjungan ke Israel, yang dilarang di setidaknya 19 negara. Untuk itu, biasanya stempel imigrasi di­terakan pada secarik…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…