Berdamai Di Gerbang Surga
Edisi: 05/39 / Tanggal : 2010-04-04 / Halaman : 64 / Rubrik : IMZ / Penulis : Purwanto Setiadi, ,
Dari rumah makan Abu Shukri di Jalan Al Wad, persis di seberang mulut Via Dolorosa, kawasan Muslim Quarter, orang bisa merasakan atmosfer lokal Yerusalem: multikultur, multietnis, hangat, dan tak terlupakan. Di meja formika selebar kira kira 60 sentimeter, pada siang berlangit mendung itu, terhidang salad, roti pita atau khubz, hummus, pizza, kebab, dan mint tea.... Para tamu bersantap dalam suasana rumahan. Mereka adalah orang Arab, orang Yahudi, juga orang berkebangsaan lain.
Yerusalem (atau Al Quds), dalam seÂjaÂrahnya, memang mempertemukan aneÂka bangsa dan etnik, karena ia meÂruÂpakan tujuan ziarah agama Yahudi, Kristen, dan Islam. TaÂpi, jusÂtru kaÂrena itu, kota ini sebenarnya juga simÂbol harmoni, pertautan antara kaÂsih dan damai yang bersifat universal, sebuÂah metafora surga jika merujuk paÂda pandangan yang dianut Gereja Inggris. Hal inilah yang pada 1808 dibaÂyangkan oleh William Blake dalam puiÂsinya, âAnd did those feet in ancient timeâ, tentang kedatangan Yesus yang kedua kali dan mewujudkan surga di IngÂgris (pada 1916, Sir Hubert Parry mengÂguÂbah musik untuk puisi ini, yang kemudian dikenal sebagai himne Jerusalem).
Atau, jika mengikuti pandangan Islam: gerbang surga berada persis di atas Yerusalem. Karena itulah, dalam peristiwa Isra dan Miraj, Tuhan mula mula membawa Nabi Muhammad ke Yerusalem dan kemudian baru ke surga. âSeperti karpet merah, sehingga dia (Muhammad) bisa lurus memasuki gerbang,â…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…