Nuklir Di Kantong Penendang Bola
Edisi: 06/39 / Tanggal : 2010-04-11 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wahyu Dhyatmika , Ahmad Fikri , Arif Ardiansyah
RUANG pertemuan di lantai dua gedung Yayasan Tenaga Kerja Indonesia, di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis sore pekan lalu, riuh rendah oleh teriakan dukungan. Ratusan pria berjenggot dan berbaju gamis, rata rata anggota Forum Umat Islam-penyelenggara diskusi hari itu-langsung bersorak setuju setiap kali pembicara mengeluarkan pernyataan bernada kritis tentang polisi. Di latar belakang, sebuah spanduk bergambar Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji berkopiah hitam terpampang dengan tulisan besar besar: "Susno Disayang, Susno Ditendang".
Tempik sorak mereka membuat diskusi hari itu lebih mirip ajang pernyataan dukungan. "Jarang sekali ada polisi yang antikorupsi dan juga antimaksiat seperti Pak Susno," puji KH Muhammad al Khathath, Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam, di awal acara.
Susno tampil penuh percaya diri. "Saya ini ibarat striker dalam permainan sepak bola," kata mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini tatkala tiba gilirannya bicara. Ketika bersaksi dalam persidangan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar, Januari lalu, Susno mengaku "sudah menendang bola sampai 12 meter di muka gawang".
Dua pekan berikutnya, ketika diundang panitia angket pengusutan bailout Bank Century untuk bicara di Senayan, Susno sesumbar, "Sudah memasang bola persis di depan gawang." Namun, sambil tersenyum geli, dia mengaku semua "umpan matang" nya itu tidak disambar pemain lain. "Semua orang malah sibuk memeriksa bolanya buatan siapa, bahannya apa, mereknya apa...."
Karena itulah, dua pekan lalu, Susno menendang bola panas berikutnya: permainan makelar kasus dalam penanganan perkara korupsi Gayus Tambunan, pegawai rendahan Direktorat Pajak yang menggelapkan Rp 28 miliar. "Kalau yang ini tidak gol juga, penonton bisa kecewa," katanya, disambut riuh keplok dukungan.
Susno, sang striker, memang punya banyak stok bola liar. Kabarnya, setumpuk dokumen dan rekaman suara mengenai berbagai kasus penting di negeri ini sudah disimpan Susno dalam tiga brankas, sesaat sebelum dia dicopot dari posisinya, akhir November lalu. Ditanya berkali kali, Susno enggan mengungkapkan "amunisi" apa lagi yang masih dia simpan. "Ini nuklir semua, cukup dipakai sekali sekali," katanya enteng.
Kini "nuklir" pertama Susno sudah berhasil mengguncang Trunojoyo. Dua perwira tinggi: Brigjen Edmon Ilyas dan Brigjen Raja Erizman, diperiksa tim independen bentukan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Edmon bahkan dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Lampung. Ibarat permainan sepak bola, Susno sudah berhasil membuat "kemelut di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…