Dan Berkatalah Pak Harto Kepada ...

Edisi: 45/18 / Tanggal : 1989-01-07 / Halaman : 18 / Rubrik : NAS / Penulis :


DARI otobiografi Presiden Soeharto yang baru terbit, memang dapat diketahui bagaimana pandangannya tentang pelbagai macam hal, baik tentang hidup pribadinya maupun tentang filsafat hidupnya. Di bawah ini sekadar kutipan:

Soal Masa Kecil"Keprihatinan hidup yang saya alami, pendidikan keluarga yang menjunjung tinggi warisan nenek moyang, pendidikan kebangsaan sewaktu di sekolah rendah, pendidikan agama waktu mengaji, rasanya besar pengaruhnya dalam pembentukan watak saya. Saya juga diberi latihan spiritual oleh ayah angkat saya seperti 'puasa' tiap hari Senin dan Kamis dan tidur di tritisan (di bawah ujung atap di luar rumah). Semua anjuran itu saya kerjakan dengan tekun dan penuh keyakinan. Ada satu anjuran yang belum saya kerjakan, yaitu tidur di pawuhan, di tempat bakaran sampah."

Soal Kegemaran"Pada hari libur kadang-kadang saya pergi ke laut, kalau tidak ke Tapos. Kadang-kadang saya memasak di dapur, mencoba kepandaian saya dalam memilih jenis masakan dan memasaknya sendiri. Bukan satu rahasia, saya diam-diam belajar membuat masakan Jepang yang kami gemari. Tetapi hidangan yang paling saya sukai tetap lodeh buatan istri saya sendiri, atau ikan bakar, atau goreng belut yang membawa kenangan di masa kanak-kanak. "

Soal Minuman Keras"Saya tidak menyukai minuman keras. Tetapi pertemuan dengan tamu-tamu asing menyebabkan saya harus melakukan hal yang tidak saya sukai itu, semata karena memenuhi kebiasaan protokoler dan anggapan tidak pantas kalau saya menolaknya."

Soal Bung Karno"Berpikir mengenai Bung Karno, selalu saya bertolak dari ingatan bahwa manusia memang tidak ada yang sempurna. Jangankan manusia biasa, nabi pun bisa khilaf."

Dalam perjalanan sejarah Indonesia merdeka, kita pun membuat kesalahan. Bukan Bung Karno saja. Tetapi kesalahan Bung Karno jelas tidak sampai menjerumuskan bangsa maupun rakyatnya. Mungkin semata terdorong oleh suatu ambisi besar, maka kesalahannya itu dibuatnya. Ambisi besarnya itu adalah ambisi untuk menjadi pemimpin dunia ...."

"Sementara cita-cita Bung Karno untuk menjadi pemimpin dunia belum tercapai PKI -- setelah kuat -- mengadakan kup."

"Melihat itu semua, apakah kita bisa menimpakan kesalahan itu kepada Bung Karno? Memang ada kesalahannya, yaitu memberi kesempatan kepada PKI. Tetapi kesalahan Bung Karno itu tidak sampai terbukti bahwa Indonesia menjadi negara komunis. Tidak sampai begitu."

"Bung…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?